WHO Hentikan Pembuatan Obat Klorokuin Sebagai Obat Covid-19

ACEHSATU.COM – Presiden Joko Widodo pernah menyebutkan, pemerintah sudah menyiapkan obat yang diyakini ampuh untuk menyembuhkan pasien Covid-19. “Pemerintah juga telah menyiapkan obat dari hasil riset dan pengalaman beberapa negara untuk bisa mengobati Covid-19 ini sesuai resep dokter,” kata Presiden Jokowi di Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020) silam dan pernyataan Jokowi itu dirilis oleh media-media besar … Read more

ACEHSATU.COM – Presiden Joko Widodo pernah menyebutkan, pemerintah sudah menyiapkan obat yang diyakini ampuh untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

“Pemerintah juga telah menyiapkan obat dari hasil riset dan pengalaman beberapa negara untuk bisa mengobati Covid-19 ini sesuai resep dokter,” kata Presiden Jokowi di Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020) silam dan pernyataan Jokowi itu dirilis oleh media-media besar nasional.

Ada dua jenis obat yang disiapkan. Pertama yaitu Avigan, dan kedua yakni Klorokuin (hydroxychloroquine).

Namun tahukah Anda ternyata sebuah studi jurnal medis The Lancet baru-baru ini mengatakan bahwa tidak ada manfaat untuk merawat pasien coronavirus dengan hydroxychloroquine, dan menggunakannya bahkan mungkin dapat meningkatkan jumlah kematian di antara mereka di rumah sakit yang menderita penyakit ini.

Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan pembuatan obat malaria hydroxychloroquine sebagai pengobatan coronavirus karena mengkuatirkan keselamatan jiwa penderita.

The Lancet juga menjelaskan Hydroxychloroquine aman untuk malaria, dan kondisi seperti lupus atau radang sendi, tetapi tidak ada uji klinis yang merekomendasikan penggunaannya untuk mengobati Covid-19.

Para pejabat di badan kesehatan PBB Senin (25/05/2020) mengatakan hydroxychloroquine akan dihapus dari uji coba klinis berbagai obat tersebut sambil menunggu penilaian keamanan.

Studi Lancet melibatkan 96.000 pasien coronavirus, hampir 15.000 di antaranya diberi hydroxychloroquine – atau bentuk chloroquine terkait – baik sendiri atau dengan antibiotik.

Studi ini menemukan bahwa pasien lebih mungkin meninggal di rumah sakit dan mengalami komplikasi irama jantung dibandingkan pasien Covid lain dalam kelompok pembanding.

Tingkat kematian kelompok yang diobati adalah: hidroksi kloroquin 18%; klorokuin 16,4%; kelompok kontrol 9%. Mereka yang diobati dengan hydroxychloroquine atau chloroquine dalam kombinasi dengan antibiotik memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

Para peneliti memperingatkan bahwa hydroxychloroquine tidak boleh digunakan di luar uji klinis.

Sementara di laman alodoktercom dikatakan Chloroquine atau klorokuin adalah obat antimalaria yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi malaria. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi amebiasis, rheumatoid arthritis, dan lupus.

Terkait fungsinya dalam menangani infeksi virus Corona atau COVID-19, belum ada penelitian yang secara pasti membuktikan efektivitas dan keamanannya. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.