,

VIDEO – Suara Perlawanan Warga Beutong

VIDEO – Suara Perlawanan Warga Beutong

Alih-alih melindungi hutan dan hak-hak adat masyarakat. Pemerintah justru menjadikan Beutong sebagai rencana investasi tambang. Penolakan terus disuarakan hingga hari ini.

Oleh: Yusmadi Yusuf

Alih-alih melindungi hutan dan hak-hak adat masyarakat. Pemerintah justru menjadikan Beutong sebagai rencana investasi tambang. Penolakan terus disuarakan hingga hari ini.

ACEHSATU.COM — Beutong Ateuh Banggalang adalah sebuah kecamatan nan subur. Hutan hujan yang lebat, kandungan mineral yang tinggi membuat Beutong selalu jadi incaran penguasa dan pengusaha.

Alih-alih melindungi hutan dan hak-hak adat masyarakat. Pemerintah justru menjadikan Beutong sebagai rencana investasi tambang. Penolakan terus disuarakan hingga hari ini.

Tapi pemerintah tetap bergemimg. Beutong adalah lahan empuk buat kaum oligarkhi.

Setelah isu tambang mendapat penolakan warga Beutong.

Kini hadir program baru di Beutong.

Hutan dan masyarakatnya terusik.

Bupati Nagan Raya melalui SK Nomor: 590/140/kpts/2021 tentang penunjukan calon lokasi tanah untuk lahan pertanian bagi mantan kombatan, tapol/napol dan imbas konflik mulai menggarap lahan seluas 1.043 hektare.

Hasil overlay data SK Bupati Nagan Raya dengan rencana izin PT. Bumi Mineral Energi (BME), ada 877,25 hektare lahan mantan kombatan yang masuk alam areal rencana izin PT. BME dari total luasnya 3.305 hektare.

Hal itu memunculkan peluang masuknya kembali PT. Bumi Mineral Energi (BME) untuk mengeksplorasi desa mereka.

Seperti diketahui, 3.305 hektare lahan yang diajukan PT BME untuk eksplorasi tambang emas masuk termasuk wilayah desa yang dihuni 2.000 lebih masyarakat Beutong.

Hal lain yang dikhawatirkan masyarakat adalah pembukaan lahan seluas 1.043 hektare lahan yang masih berhutan untuk lahan perkebunan eks kombatan GAM.

Kekhawatiran ini disampaikan tokoh beutong ateuh banggalang, Tokoh Masyarakat Adat Beutong, Teungku Malikul Azis dan adiknya Teungku Mahdi Al asyi. Keduanya anak dari almarhum teungku Bantakiah, ulama kharismatik Aceh.

Kita simak wawancara beliau dengan jurnalis kami: