Megawati Soekarnoputri (Tangkapan Layar YouTube PDIP)

ACEHSATU.COM | JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berang dengan peristiwa pembakaran bendera PDIP saat demonstrasi tolak RUU HIP di depan DPR RI. Megawati mengatakan bendera adalah simbol kehormatan.

“Nah, seperti yang namanya, gambar bendera PDI Perjuangan kenapa sih saya suka keliling, nanti kalau ada yang miring, ada yang rubuh saya suruh panggil, betulkan itu, tegakkan kembali, itu simbol kita. Simbol harga diri dan kehormatan kita. Kemarin waktu dibakar yang namanya bendera dan foto,” kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada calon kepala daerah dari PDIp secara virtual, Rabu (2/9/2020).

Mengetahui peristiwa pembakaran itu, Megawati meminta jajarannya melapor ke polisi. Megawati menegaskan bendera adalah sebuah identitas dan kebanggaan partai.

“Saya bilang, lapor sana ke polisi. Tolong orangnya, tidak bisa. Di dunia ini, di PBB perserikatan bangsa-bangsa, di depannya itu apa yang akan kita lihat itu pertama kali? Itu hanya bendera-bendera loh dari seluruh dunia. Apa itu enggak kebanggaan,” katanya.

Megawati mengatakan dalam setiap menghadiri acara, dia selalu meminta pihak penyelenggara mengibarkan bendera PDIP. Megawati menyebut bendera bukanlah hal yang bisa dianggap remeh.

“Kalau saya kan pernah ikut acara begitu selalu apa mereka nanya, bendera saya ada enggak ya? Kalau nggak ada, nggak akan saya masuk sebagai delegasi. Kenapa? Kehormatan diri loh, jadi ini, anak-anak ini. Hal-hal remeh kayaknya remeh-temeh, tidak. Itu sebuah kehormatan, lambang kehormatan partai kita, tapi yang utama itu merah-putih, kepala negara kita. Enggak bisa,” katanya.

Selain itu, Megawati menyoroti demonstran yang meminta agar Jokowi mundur dari Presiden RI. Megawati menegaskan Jokowi adalah Presiden sah yang dipilih rakyat.

“Lah siapa suruh sudah milih Pak Jokowi, kok sekarang suruh mundur lah. Dibilang enggak berhasil lah. Enak aja, orang rakyatnya yang milih, kok kamu yang koar-koar, betul atau tidak? Itu pilihan rakyat, kok enggak dihormati rakyat memilih. Ya kapan-kapan kalau kamu menang ya alhamdulillah,” jelasnya.

Megawati juga menyinggung saat dia kalah dalam pemilu. Dia menyebut partai kemudian melakukan konsolidasi agar bisa mengambil hati rakyat.

“Mana pernah loh kalau kita kalah saya koar-koar, begini lah, begitu lah, ha-ha…, enggak. Saya hanya bilang konsolidasikan partai kita. Makanya saya bilang, awas Surabaya, siapa yang bermain melawan saya. Ingat, mana dia, Surabaya,” ungkpanya.

Untuk diketahui, salam unjuk rasa menolak RUU HIP yang digelar di depan DPR pada Rabu (24/6), terjadi pembakaran bendera PDIP. Selain itu, ada tuntutan agar sidang MPR menurunkan Jokowi.

Detik-detik pembakaran bendera PDIP itu pun terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial. Dalam video itu, bendera PDIP dibakar bersama bendera PKI.

Sebelum membakar, massa tampak berfoto bersama dengan membentangkan bendera PDIP dan bendera PKI. Sementara itu, suara pria tampak terdengar mengomandoi dengan pengeras suara. (*)