Palestina
Rumah susun di Gaza yang ambruk setelah serangan roket Israel. ©Mohammed Abed/AFP

ACEHSATU.COM  – Asal Muasal dan Pemicu Memanasnya Pertempuran Terbaru Palestina-Israel. Hari-hari pengeboman berat di Jalur Gaza meningkat pada Rabu, di mana pesawat tempur Israel mengebom situs-situs milik kelompok bersenjata Palestina, termasuk gedung kepolisian dan apartemen.

Sejak pertempuran mulai pada Senin dini hari, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 53 orang terbunuh, termasuk 14 anak-anak. Lebih dari 300 lainnya terluka.

Tentara Israel mengatakan sekitar 1.500 roket ditembakkan dari Gaza menuju sejumlah lokasi di Israel, menewaskan sedikitnya enam warga Israel.

Eskalasi ini merupakan yang paling hebat sejak tujuh pekan Perang Gaza pada 2014. Inilah pemicu pertempuran terbaru antara Palestina-Israel, dirangkum dari Al Jazeera, Rabu (12/5).

Pengusiran paksa warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur yang diduduki. Kemarahan semakin besar terkait pengusiran paksa keluarga Palestina dari rumahnya di Sheikh Jarrah, yang telah menghadapi sejumlah gugatan kasus pengadilan yang diajukan oleh beberapa organisasi pro-pemukim Israel sejak 1972.

Organisasi ini mengklaim tanah yang ditempati keluarga Palestina itu awalnya berada di bawah kepemilikan Yahudi, tetapi orang-orang Palestina melihat ini sebagai perpanjangan dari kebijakan resmi Israel untuk menggusur sebanyak mungkin orang Palestina dari Yerusalem untuk mempertahankan identitas mayoritas Yahudi di kota itu.

PBB telah memperingatkan pengusiran yang direncanakan bisa termasuk “kejahatan perang”.

Protes dan bentrokan antara warga Palestina, pemukim Israel, dan polisi Israel terus meningkat sejak akhir April. Pengadilan Israel pada Oktober 2020 memutuskan bahwa empat keluarga Palestina harus mengosongkan rumah mereka, dan menetapkan 2 Mei sebagai tanggal penggusuran paksa mereka. Namun, eksekusi itu ditunda dua kali.

Baru-baru ini, terjadu konfrontasi ketika orang-orang Palestina berkumpul untuk berbuka puasa di rumah mereka yang digusur. Keluarga tersebut telah mengajukan banding ke Mahkamah Agung Israel. Pada Kamis malam, sedikitnya 30 orang terluka dan 15 ditangkap.

Penyerangan di kompleks Masjid Al-Aqsa

Pada Jumat, puluhan ribu jemaah Muslim memenuhi kompleks Masjid Al-Aqsa, tempat paling suci ketiga umat Islam, untuk salat pada Jumat terakhir Ramadan, dan juga banyak jemaah yang diam di sana untuk memprotes penggusuran.

Polisi bersenjata berat menembakkan peluru berlapis karet dan granat setrum ke arah para pengunjuk rasa yang merespons dengan lemparan batu. Sebanyak 205 warga Palestina dan 17 aparat Israel terluka.

Setelah kekerasan di akhir pekan itu, pasukan keamana Israel pada Senin melakukan serangan kilat di Al-Aqsa, kembali menembakkan peluru baja berlapis karet, gas air mata, dan bom suara ke para jemaah yang berkumpul, memicu kemarahan internasional. Serangan kilat ini melukai lebih dari 300 warga Palestina. Sekitar 20 pasukan Israel terluka.

Hamas kemudian mengumumkan pihaknya memberikan ultimatum kepada Israel untuk menarik pasukan keamanannya dari Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah pada pukul 18.00 waktu setempat.

Serangan udara Israel & roket Hamas

Pada Selasa pagi, Hamas telah menembakkan 200 roket ke Israel, menurut militer Israel, termasuk beberapa target di Yerusalem, di mana sejumlah roket Hamas dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel. Setidaknya dua warga Israel tewas.

Sementara itu, serangan udara Israel, yang menghantam rumah susun termasuk target lainnya, menewaskan 26 warga Palestina, termasuk anak-anak. Demikian disampaikan otoritas kesehatan di Gaza pada Selasa.

Terlepas dari seruan internasional untuk menurunkan ketegangan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan pada Selasa pihaknya berjanji akan meningkatkan serangan dan juga frekuensi serangan ke Gaza.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniya mengatakan kepada kelompok mediator pihaknya “siap” jika Israel meningkatkan serangannya ke Jalur Gaza yang terkepung.

“Jika mereka (Israel) ingin eskalasi, perlawanan siap; dan jika mereka ingin berhenti, perlawanan siap,” ujar Haniya.

Utusan perdamaian Timur Tengah PBB, Tor Wennesland mengimbau semua pihak menghentikan penembakan segera.

“Hentikan penembakan segera. Kita dengan cepat menuju perang skala penuh. Para pemimpin di semua pihak harus bertanggung jawab untuk de-eskalasi,” imbauanya, dilansir South China Morning Post, Rabu (12/5).

“Biaya perang di Gaza sangat menghancurkan dan ditanggung oleh rakyat biasa. PBB sedang bekerja dengan semua pihak untuk mengembalikan ketenangan. Hentikan kekerasan sekarang,” imbaunya di Twitter.  (*)