https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

ACEHSATU.COM – Inggris saat ini secara diam-diam membantu melatih dan mengembangkan pasukan keamanan Palestina di Tepi Barat untuk mencegah “potensi tumpahan kekerasan ke Israel “.

Dikutip dari Sindonews.com, Informasi itu terungkap dalam penyelidikan oleh Declassified UK.

Pasukan keamanan Palestina membubaskan unjuk rasa di Hebron, Tepi Barat, 14 Desember 2018. Foto/REUTERS

“Program Kapabilitas, Akuntabilitas, Keberlanjutan, dan Inklusivitas itu bertujuan memberikan dukungan dan pelatihan kepada pasukan keamanan Otoritas Palestina agar mereka lebih mampu ketika menghadapi ancaman terhadap Israel yang berasal dari Tepi Barat,” ungkap laporan Declassified UK, dilansir Memo.

“Promosi kerja sama keamanan dengan Israel juga menjadi tujuan,” papar Declassified UK.

Berdasarkan catatan dan statistik yang diperoleh dari permintaan kebebasan informasi, investigasi menemukan bahwa program tersebut membuat para pembayar pajak Inggris mengucurkan 3,3 juta poundsterling tahun lalu.

Ini setelah dana 2,3 juta poundsterling yang dialokasikan Kementerian Pertahanan Inggris pada 2017-2018 untuk “Tim Dukungan Inggris” yang berbasis di kota Ramallah, Tepi Barat.

Pendanaan tersebut pada gilirannya bersumber dari Dana Konflik, Keamanan, dan Stabilitas (CSSF) lintas pemerintah senilai 1,3 miliar poundsterling.

CSSF adalah anak usaha dari departemen pemerintah Inggris yang bertujuan meningkatkan stabilitas di berbagai kawasan dengan mendanai proyek-proyek yang tidak berdampak langsung pada keamanan nasional Inggris.

“Tim yang melatih pasukan keamanan Palestina terdiri dari tujuh personel militer dari Angkatan Darat Inggris dan Royal Air Force yang dipimpin seorang brigadir,” papar Declassified UK.

“Satu dokumen yang terkait dengan program tersebut mencatat dukungan Inggris semacam itu telah berlangsung selama tujuh belas tahun, dan sebenarnya bertujuan mengurangi potensi ancaman keamanan bagi Inggris dengan menangani dugaan ekstremisme di wilayah pendudukan,” ungkap Declassified UK.

Namun, menurut dokumen program, tujuan jangka panjang dari pelatihan ini adalah meletakkan dasar bagi solusi dua negara dan mempersiapkan pasukan keamanan negara Palestina di masa depan, proses yang telah lama diklaim Inggris untuk didukung.

“Inggris mendukung reformasi sektor keamanan Palestina karena PASF (Pasukan Keamanan Otoritas Palestina) yang cakap adalah prasyarat untuk solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina,” papar dokumen itu lebih lanjut.

Meskipun Otoritas Palestina secara umum dipandang sebagai badan politik sah yang mewakili warga Palestina di Tepi Barat, setelah pembentukannya pada 1994 setelah Kesepakatan Oslo, terdapat kekhawatiran yang meluas mengenai korupsinya, kurangnya legitimasi politik dari Presiden Mahmoud Abbas (yang masa jabatan resminya seharusnya berakhir pada 2009) dan koordinasi keamanannya dengan Israel.

Penyiksaan tahanan Palestina oleh PA juga telah didokumentasikan dengan baik.

Laporan oleh Declassified UK juga merinci program keamanan Whitehall lainnya di wilayah tersebut, termasuk pembuatan dan distribusi kendaraan militer untuk Otoritas Palestina dan pasukan Yordania, serta dukungan dan pelatihan ekstensif untuk pasukan keamanan Lebanon yang menangani pengungsi Palestina di kamp pengungsi PBB di Lebanon.

Meskipun Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Inggris mengklaim bahwa operasi semacam itu bertujuan melawan pengaruh kelompok-kelompok seperti Hizbullah, proyek-proyek di bawah CSSF semuanya memiliki tujuan yang sama untuk mencegah perlawanan Palestina dan “kekerasan ekstremisme ” agar tidak tumpah ke Israel. (*)