ACEHSATU.COM – Nitisemito, Raja Kretek asal Kudus dikenal sebagai sosok seorang pengusaha rokok yang tersohor hingga Belanda. Di balik kejayaannya itu, ternyata Nitisemito juga menjadi donatur perjuangan Soekarno untuk merebut Kemerdekaan Indonesia. Seperti apa kisahnya?
“Jadi kalau masalah perjuangan kemerdekaan. Sosoknya bukan yang membawa senjata. Mbah Niti ini sosok di belakang layar, kalau sekarang ya donatur,” kata Cucu Raja Kretek Nitisemito, Yudhi Ernawan saat ditemui di kediamannya Jalan Raya Kudus, Kecamatan Kota, Kudus, seperti dilansir detik.com, Sabtu (7/11/2020).

“Donatur ini bahaya sama saja, kalau ketahuan dengan mata-mata Belanda atau Jepang sama saja (risikonya),” sambungnya.
Yudhi mengatakan kakeknya Nitisemito dikenal dekat dengan tokoh proklamator Bung Karno. Yudhi mengaku banyak mendengar cerita tentang kakeknya yang kenal dekat dengan Soekarno.
“Mbah Niti banyak informasi mengatakan Mbah Niti hubungan baik dengan Bung Karno. Mbah Niti ini tahu kalau Pak Karno dulu tidak punya duit untuk berjuang itu,” terang dia.
Apalagi pada tahun 1900-an itu, pabrik rokok kretek Nitisemito berada di puncak kejayaannya. Kala itu, dengan merek Tjap Bal Tiga pabrik rokoknya itu telah memproduksi 8 juta batang rokok per hari dan produknya itu sudah tersohor hingga ke mancanegara.
“Mbah Niti lewat kurir, orang rahasia kepercayaan Bung Karno (memberikan donatur bagi Bung Karno). Karena waktu dulu banyak mata-mata di mana-mana,” ujar Yudhi.
Selain itu kedekatan kakeknya dengan Soekarno itu juga terlihat saat Soekarno menyebut nama Nitisemito saat sidang Badan Penyelidikan Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
“Makanya, Bung Karno saat baca di BPUPKI saat pidato menyebutkan nama Mbah Nitisemito. Itu kalau tidak ada hubungan baik, karena pada saat itu orang kaya banyak di Sumatera di Kalimantan banyak mungkin, tapi kenapa di saat itu disebutkan nama Nitisemito. Saya juga baru itu, di sidang BPUPKI,” kata dia.
Masa kejayaan Nitisemito ada pada tahun 1922-1940-an. Pabrik rokok kretek buatannya itu berkembang pesat di tengah penjajahan Belanda dan diakui memiliki manajemen pembukuan seperti perusahaan bangsa Eropa.
“Diketahui bahwa pada tahun 1934 Nitisemito ini juga mempekerjakan sekitar 10 ribu pekerja,” terang Yudhi.
Nitisemito kini tengah diusulkan sebagai pahlawan nasional. Pemerintah Kabupaten Kudus masih menggodok data terkait sosok Raja Kretek dari Kudus itu.
“Iya, kami mewacanakan untuk mengusulkan Raja Kretek Kudus Nitisemito mendapatkan gelar pahlawan,” kata Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, RR. Lilik Ngesti W kepada detikcom saat dihubungi, Sabtu (7/11). (*)