Penistaan Agama Itu Bernama “Ketuhanan yang Berkebudayaan”

Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Bukan Tuhan berkebudayaan.

ACEHSATU.COM – Perdebatan panas publik terkait RUU Haluan Ideologi Pancasila dalam pekan ini nyaris tak terdengar lagi. Ntah media tidak mempublikasikanya atau kah rakyat kini semakin sadar. Siapa yang sedang mereka hadapi.

Ada yang sangat menarik perhatian saya membaca tulisan bergizi wartawan senior Asyari Usman. Dimulai pada judul yang diangkat. “PDIP Tidak Bisa Lagi dalam Urusan Pancasila.” Partai berlambang kepala Banteng itu tidak bisa dipercaya lagi sebagai tempat untuk menitipkan Pancasila.

Asyari memberikan sebuah argumen yang sangat kuat untuk menunjukkan pembuktiannya bahwa Pancasila betul-betul tidak akan aman ditangan PDIP. Khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Melalui konsep Trisila yang diusung oleh PDIP. Sila tersebut dilecehkan menjadi “ketuhanan yang berkebudayaan”. Sebuah konsep yang sangat bertentangan dengan akidah Islam.

Konsep Trisila kemudian terkristalisasi dalam Ekasila hingga Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi ketuhanan yang berkebudayaan. Bukan hanya pelecehan terhadap ajaran Tuhan. Bahkan dapat dikategorikan sebagai sikap penistaan terhadap agama.

Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Bukan Tuhan berkebudayaan.

Selama ini khususnya umat Islam tidak lengah dengan sepak terjang PDIP. Partai besukan Megawati sangat alergi dan gerah dengan soal agama. Elit partai tidak suka dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi semangat membangun bangsa dan negara. Tak heran bila ada kesempatan mereka ingin menukarkan sila pertama itu.

Umat Islam mencatat. Berkumpulnya generasi baru eks Partai Komunis Indonesia (PKI) di bawah bendera PDIP menjadi motor melecehkan Pancasila. Sebab PKI sejak dulu anti Pancasila. Lebih jelasnya anti Tuhan.

Meskipun pemerintah menunda lanjutan pembahasan RUU HIP. Tetapi umat Islam tetap konsisten menolak seluruhnya RUU ini. Umat Islam sepakat dengan Asyari Usman. PDIP tidak bisa lagi dapat dipercaya sebagai pengawal Pancasila. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.