Pengakuan Seniman Surabaya yang Tantang Hirup Mulut Pasien Corona ke Polisi: Kondisi Corona tak Sesuai Sila Ketiga Pancasila

Dia menantang diri untuk menghirup mulut pasien positif COVID-19. Saat mendatangi Polda Jatim, Monyong mengungkapkan alasan mengapa dia sampaikan melakukan hal itu.

Pengakuan Seniman Surabaya yang Tantang Hirup Mulut Pasien Corona ke Polisi: Kondisi Corona tak Sesuai Sila Ketiga Pancasila

ACEHSATU.COM | SURABAYA – Seniman asal Surabaya Taufik Hidayat atau Taufik Monyong mendadak viral. Dia menantang diri untuk menghirup mulut pasien positif COVID-19. Saat mendatangi Polda Jatim, Monyong mengungkapkan alasan mengapa dia sampaikan melakukan hal itu.

Dilansir dari detikcom, Monyong mengaku sengaja mengutarakan hal ini pada 6 Juni, tepatnya saat hari lahir Presiden Pertama RI, Soekarno. Dia ingin membawa masyarakat kembali pada Pancasila.

Selain itu, Monyong menilai adanya virus Corona ini semakin mengikis nilai persatuan bangsa. Salah satunya dengan penutupan sejumlah gang-gang di Surabaya.

“Sehingga tidak seperti sila ke-3 terjadi perpecahan antara masyarakat, sehingga persatuan masyarakat Indonesia tidak ada. Saya gambarkan gang kampung ditutup, akses untuk kami menuju sana ditutup,” kata Monyong saat mendatangi Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Kamis (11/6/2020).

“Sehingga sopir ojol waktu itu untuk masuk ke gang Kaliasin harus membayar stiker Rp 3.000. Bayangkan kalau harus 20 gang berarti Sopir ojol itu harus menghabiskan Rp 60.000. Nah mana makna persatuan bangsa kita,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Monyong menyebut ada tetangganya yang harus menjalani isolasi diri meskipun belum pasti terkena COVID-19. Hal ini membuat satu kampung turut terisolasi

“Akhirnya di situlah muncul fitnah-fitnah. Orang yang belum pasti, dipastikan karena Corona membuat orang terisolasi Kampung dan warganya,” ungkap Monyong.

Monyong pun tak menginginkan hal ini terus terjadi di Surabaya. Kini, Monyong mengaku tujuannya membuat video ini telah tercapai. Yakni tidak diperpanjangnya masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan berganti ke era new normal.

“Sudah tidak ada PSBB sebenarnya tujuan saya psbb sudah tidak ada dan itu sesuai dengan perintah presiden untuk mendukung new normal,” pungkasnya. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.