ACEHSATU.COM [ MALUKU – Sembilan kafilah asal Aceh akan tampil dalam Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) ke 26 tingkat nasional di maluku Utara.
Kafilah Aceh akan tampil di arena, panggung utama Masjid Raya Shoful Khairaat, aula Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), aula sekretariat DPRD Maluku Utara, aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan aula Kantor Gubernur Maluku Utara.
Empat peserta asal Aceh ini rencananya akan tampil siang hari ini yakni atas nama Siti Nurhalimah dengan nomor peserta HQ 201 cabang tahfidh 10 juz putri tampil di aula Dikbud, Sulis Rizkina Syuda nomor peserta MH 203 cabang hadist tampil di aula Dinas PUPR dan Niswatul Birra nomor peserta 407 cabang 30 juz putri akan tampil di aula DPRD Provinsi Maluku Utara.
Setelah lima peserta lainnya tampil semalam yakni dua peserta tilawah anak-anak tampil di arena panggung utama atas nama Najwa Ulfa dengan nomor peserta TQ 103 dan Shahibul Kiram nomor peserta TQ 108.
Sedangkan di aula PUPR juga menampilkan dua orang peserta cabang hadist Yuli Aulia dengan nomor peserta MH 103 serta Ahmad khazim nomor peserta MH 108 dan Sayed Musyraf HQ 104 cabang tahfidh lima juz putra tampil di aula Nuku.
Sementara pada malam hari yang tampil peserta kafilah Aceh atas nama Adila Lathifa dengan nomor peserta TQ 407 cabang tilawah dewasa akan tampil di arena panggung utama STQH ke-26 tingkat nasional.
Dibuka Menteri Agama
Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Tingkat Nasional ke-26 dibuka Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mewakili Presiden Joko Widodo, di halaman Masjid Raya Shaful Khairat, Kota Sofifi, Maluku Utara (Malut), Sabtu (16/10/21) malam.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan tifa secara bersama oleh Menag Yaqut, Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba, Ketua LPTQ yang juga Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin.
Menag Yaqut menyampaikan STQH merupakan sarana mewujudkan Islam yang ramah untuk semua umat manusia. “STQH Nasional ke-26 merupakan upaya mengenalkan Islam moderat, mendekatkan Alquar kepada masyarakat, dan menggali makna holistik dalam kehidupan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan perhelatan STQH yang diselenggarakan di Sofifi, Maluku Utara, memiliki makna yang sangat strategis. Selain syarat akan sejarah panjang yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal, Maluku Utara adalah wilayah kesultanan Islam yang memiliki peradaban tinggi dalam mengembangkan Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Saya berharap penyelenggaraan STQH Nasional di Maluku Utara ini dapat merawat dan membumikan spirit Islam rahmah dan damai melalui spirit membumikan al-Qur’an yang terus dan berkelanjutan. Karena Alquran adalah pusat energi yang tidak hanya menggerakkan, tetapi juga merawat Islam terus berperan dalam mewarnai keragaman Nusantara,” terang Menag Yaqut.
Menag Yaqut menginginkan STQH Nasional menjadi langkah untuk mengenalkan keberislaman yang moderat kepada generasi muda, dengan mendekatkan Alquran kepada masyarakat luas, dan menggali makna holistiknya untuk dijadikan spirit berbangsa dan bernegara (*)