ACEHSATU.COM – Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyatakan punya pandangan yang berbeda dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto soal transparansi data kasus virus Corona. Menurut Anies, transparansi bisa membuat publik tenang.
Corona sudah mulai dibahas Pemprov DKI sejak 6 Januari. Meski sampel pasien bergejala ‘pneumonia Wuhan’ saat itu dinyatakan negatif Corona oleh laboratorium pemerintah pusat, namun Anies tetap merasa perlu memberitahu publik bahwa kini orang perlu lebih berhati-hati. Informasi mengenai risiko wabah ini tak perlu ditutupi dari mata publik.
“Jadi pendekatan kami selalu memastikan adanya transparansi mengenai kasus itu, dan transparansi mengenai apa yang kami lakukan, sehingga publik punya kepercayaan terhadap kami,” kata Anies dalam wawancara dengan jurnalis The Sydney Morning Herald, James Massola, diakses detikcom dari akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Senin (11/5/2020).
“Dan kami punya paradigma berbeda soal itu. Menteri Kesehatan tidak punya pandangan yang sama soal itu,” kata Anies.
Anies mengaku punya pandangan yang berbeda dengan Menkes Terawan soal transparansi. Namun demikian, Anies mengatakan ini bukan soal politis. Ini adalah soal perbedaan pandangan teknokrat, cendekiawan yang berkiprah dalam pemerintahan.
“Menurut kami, bersikap transparan dan menyampaikan apa yang Anda lakukan akan menghasilkan rasa aman. Namun Kementerian Kesehatan bertolak belakang, transparansi akan membuat kepanikan. Dan itu bukan pandangan kami,” kata Anies.
Dia menepis tudingan umum bahwa ketegangan ini bermuatan politik praktis antara Anies vs Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia kemudian mengeksekusi kebijakan penutupan sekolah, taman-taman, hingga museum pada 14 Maret, tanpa seizin pusat.
“Dimulai pada 14 Maret, kami sudah menutup sekolah, taman publik, museum, dan kita melakukan itu lebih awal, dan kita melakukan itu tanpa izin ke otoritas (pemerintah pusat) untuk melakukan pembatasan ini. Kami harus melakukannya. Saat itu kami dikritik bertindak berlebihan,” kata Anies. (*)