ACEHSATU.COM – Wasekjen Partai Gerindra Ahmad Dhani berbicara soal bahaya laten komunis dan sejarah peleburan PKI ke PDIP, yang menurutnya merupakan suara masyarakat. Ahmad Dhani meminta maaf jika ada anggota PDIP yang marah.
“Jadi saya minta maaf jika ada anggota PDIP yang marah. Karena saya hanya menyampaikan apa yang ada di benak masyarakat untuk menjadi koreksi bersama,” kata Ahmad Dhani kepada wartawan, Senin (5/10/2020).
Ahmad Dhani kemudian berbicara soal invisible hand terkait PKI. Ahmad Dhani menyoroti pelajaran sejarah hingga nobar film G30S/PKI.
- Miliaran Rupiah dari Tambang Emas Ilegal
- Enam Mayat Pengungsi Rohingya Ditemukan di Laut Aceh Jaya
- MK Tolak Uji Materiil UU PWP3K, Pertambangan di Pulau-pulau Kecil di Seluruh Indonesia Harus Dihentikan
- Dreame Indonesia Memperkenalkan Solusi Pembersihan Revolusioner dengan Peluncuran Dreame X30 Ultra dan H13 Pro
- Dugaan Korupsi Izin Tambang, JATAM Laporkan Bahlil ke KPK
“Masyarakat berhak menduga ada invisible hand yang mencoba menghilangkan pelajaran sejarah G30S/PKI, tidak adanya gairah untuk nobar film G30S/PKI,” sebut Dhani.
Ahmad Dhani sebelumnya berpesan kepada TNI yang tengah memperingati hari jadi ke-75. Ahmad Dhani meminta TNI fokus kepada bahaya laten komunis.
Ahmad Dhani lalu bicara soal NEO PKI. Ahmad Dhani bicara soal sejarah PKI yang menurutnya melebur ke partai. Belakangan, Ahmad Dhani menyatakan dia hanya menyampaikan apa yang diketahui masyarakat.
“Sebaliknya, mengapa masyarakat takut ada NEO PKI? Karena masyarakat tahunya PKI dulu melebur ke PDIP dan rakyat tahu PDIP memimpin koalisi Jokowi-Ma’ruf. Apalagi rakyat juga sudah tahu soal Pancasila mau diganti Trisila bahkan Ekasila,” sebut Ahmad Dhani. (*)