ACEHSATU.COM – Kapal telungkup berisi mayat tanpa kepala terdampar di Pulau Nasi, Pulo Aceh, Aceh Besar, diduga berasal dari Sri Lanka.
Polisi pun menyurati Kedubes Sri Lanka untuk mengidentifikasi mayat dalam yang ditemukan dalam kapal itu.
“Berdasarkan artikel dan nomor lambung sama, namun kepastian warga Sri Langka belum. Kita hanya berdasarkan artikel dan masih menunggu jawaban dari Kedubes Sri Lanka,” kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Aceh Kompol Apriadi kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).
Dia menyebut nomor lambung kapal nelayan yang terhempas badai di Sri Lanka sama dengan kapal yang ditemukan di Pulo Aceh. Menurutnya, surat ke Kedubes Sri Lanka dikirim Polres Aceh Besar.
"Sudah dikoordinasikan dengan Kedubes Sri Lanka dan Divisi Hubinter Mabes Polri," ujar Apriadi.
Wakil Sekjen Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, mengatakan mendapat informasi soal adanya kapal nelayan Sri Lanka terhempas badai dari pemberitaan di media internasional. Dalam berita disebutkan, nomor registrasi kapal hilang tersebut adalah IMUL-A-0077 CBO.
"Benar kapal tersebut dari Sri Lanka. Setelah kita cocokkan nomor lambung kapal dengan berita dari Sri Lanka cocok," kata Miftach kepada wartawan, Selasa (7/9).
Miftach mengatakan dalam pemberitaan itu disebutkan kapal tersebut berangkat melaut dari Pelabuhan Perikanan Mirissa, Sri Lanka, pada Senin, 31 Mei lalu. Dua hari berselang, kapal yang ditumpangi empat nelayan itu terempas badai.
Tiga orang nelayan disebut berhasil diselamatkan Angkatan Laut Sri Lanka, Rabu (2/6). Sedangkan seorang nelayan disebut hilang.
Sebelumnya, mayat pria tanpa identitas ditemukan di bawah kapal di Perairan Alue Reuyeung, Pulo Nasi, Aceh Besar, Minggu (5/9/2021) pagi. Lokasi tersebut merupakan pulau terluar di Aceh Besar.
"Ketika ditemukan korban sudah tidak ada kepala dan tangan," kata Panglima Laot Aceh Besar Baharuddin saat dimintai konfirmasi, Minggu (5/9).
Penemuan mayat itu berawal dari kecurigaan warga terkait keberadaan kapal dalam posisi telungkup. Warga setempat mencoba mengangkat kapal pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Ketika kapal terangkat, warga dikejutkan karena ada mayat di bawahnya. Masyarakat langsung memakamkan jenazah tersebut.
Tak berapa lama, polisi menggali kembali kuburan tersebut. Mayat tersebut lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh untuk divisum. (*)