ACEHSATU.COM – DKI Jakarta terendam banjir di hari pertama tahun 2020, banjir kali ini juga turut melumpuhkan aktivitas transportasi di sejumlah ruas jalan.
Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan pemulihan dan pencegahan banjir di masa depan sangat bergantung pada pembangunan dua waduk yakni Waduk Ciawi dan Sukamahi.
Dua waduk itu masih dalam tahap pembangunan. Dia berharap pembangunannya selesai tepat waktu agar bisa mengendalikan lebih dari 30 persen air yang datang ke kawasan Jakarta saat musim hujan.
Dia bersikeras upaya normalisasi tidak akan efektif menghalau banjir Jakarta. Bahkan Anies menyindir Gubernur DKI Jakarta era sebelumnya Basuki Tjahaja Purnama yang gencar melakukan normalisasi Sungai Ciliwung, namun tidak menghalau banjir di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
“Di sini memang sudah dilakukan normalisasi dan faktanya masih tetap terjadi banjir,” kata Anies usai melakukan peninjauan di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (2/1).
Anies menilai harus ada pengendalian air di kawasan hulu sebagai upaya yang lebih konkrit dan komprehensif. Dia mengatakan harus ada pembangunan DAM ataupun waduk sehingga ada kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan volume air yang bergerak ke hilir.
“Kita di Jakarta di kawasan muara ada 13 sungai, di sini sungai alami. Nah, dengan pengendalian seperti bangunan waduk itu lebih baik lagi Insya Allah akan lebih baik dalam penggalian air itu dengan komprehensif,” katanya.
Meski demikian untuk pembangunan waduk ini menurut Anies bergantung pada sikap pemerintah pusat dalam hal pembangunan dan antisipasi bencana banjir.
“Tapi itu semua kan kewenangannya di pusat, yah. Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat, bagi kami fokus adalah memastikan keselamatan warga,” katanya.
Proyek normalisasi Sungai Ciliwung memang dianggap mandek di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hal ini dikeluhkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Berdasarkan data teknis Kementerian PUPR yang dikutip CNBC Indonesia pada Kamis (2/1/2020), luas daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung mencapai 337 Km2. Panjang sungai utama membentang 109,7 Km dengan kemiringan rata-rata 1/70 (6.3-1500 dpl).
Dari jumlah tersebut, proyek normalisasi direncanakan terdapat pembangunan tanggul normalisasi sepanjang 33,69 Km, namun realisasinya hanya mencapai 16,19 Km.
Basuki mengungkapkan bahwa daerah di sekitar wilayah sungai yang sudah dinormalisasi terlihat tidak tergenang banjir sama sekali, namun kondisi ini berbeda jauh dengan wilayah yang belum dinormalisasi.
“Mohon maaf bapak gubernur, selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah dinormalisasi baru 16 km,” ujar Basuki ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2020), seperti dikutip dari detikcom. (*)