https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

pendeta saifuddin moses
Pendeta bernama Saifuddin Ibrahim atau Abraham Ben Moses kembali bikin heboh karena meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al-Qur'an. (YouTube Saifuddin Ibrahim)

ACEHSATU.COM | Jakarta -Saat ini pendeta Saifuddin Ibrahim diduga berada di AS, Polri koordinasi dengan FBI.

keberadaan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang bikin gaduh karena meminta Kementerian Agama (Kemenag) menghapus 300 ayat Al-Qur’an di ungkap oleh Polisi. Sekarang Saifuddin diduga berada di Amerika Serikat (AS)

“Dari hasil penyelidikan diperoleh informasi Pendeta Saudara Saifuddin Ibrahim saat ini berada di luar negeri,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dihubungi, Jumat (18/3/2022).

Dedi menjelaskan penyidik Bareskrim akan berkoordinasi dengan Federal Bureau of Investigation (FBI), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dan Ditjen Imigrasi Kemenkumham terkait keberadaan Saifuddin di Amerika Serikat.

“Melakukan koordinasi dengan Ditjen Imigrasi Kemenkumham terkait dugaan keberadaan Saudara SI di Amerika Serikat,” tuturnya.

“Melakukan koordinasi dengan Kemlu terkait dugaan keberadaan Saudara SI di Amerika Serikat. Melakukan koordinasi dengan legal attache FBI,” imbuh Dedi.

Baca Juga: Pendeta Saifuddin Ibrahim Di Selidiki Bareskrim Atas Kasus Penistaan Agama

Sebelumnya, Pendeta Saifuddin Ibrahim bikin gaduh. Politikus dan pejabat mengecamnya. Soalnya, Saifuddin meminta Kementerian Agama (Kemenag) menghapus 300 ayat Al-Qur’an.

Permintaan Saifuddin agar 300 ayat Al-Qur’an dihapus dan direvisi dia sampaikan karena, menurutnya, ayat-ayat itu mengajarkan kekerasan dan terorisme. Dia juga menyebut pesantren adalah sumber terorisme.

Permintaan itu beredar lewat video viral. Terlihat seorang pria mengenakan kaus hitam berbicara soal terorisme dan radikalisme, serta meminta Menteri Agama mengatur kembali kurikulum di pondok pesantren (ponpes).

“Karena sumber kekacauan itu adalah dari kurikulum yang tidak benar, bahkan kurikulum-kurikulum di pesantren, Pak, jangan takut untuk dirombak.

Bapak periksa, ganti guru-gurunya, yang karena pesantren itu melahirkan kaum radikal semua,” kata dia dalam video viral itu.

“Bahkan kalau perlu, Pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu di-skip atau direvisi atau dihapuskan dari Al-Qur’an Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” kata dia.

Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyatakan pernyataan Saifuddin tidak ada kaitannya dengan PGI dan gereja-gereja. Pernyataan Saifuddin adalah pernyataan pribadinya.

“PGI berharap umat Islam tak terprovokasi oleh berita seperti itu. PGI juga berharap berita itu tidak digunakan oleh kelompok tertentu untuk membuat gaduh dan memperkeruh situasi kerukunan kita,” kata Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow, kepada wartawan, Kamis (17/3).