Rahmawati Gadis Kelahiran Cot Trueng Juara MTQ Nasional Wakili Banten

Perempuan yang akrab disapa Rahma, ini berkisah bagaimana dia sampai membela Provinsi Banten pada MTQN Ke-28 Sumbar.
Rahmawati meraih juara II cabang khat hiasan mushaf putri.

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Sejak beberapa tahun terakhir, banyak putra-putri Aceh yang tampil membela provinsi lain di even Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN).

Seperti di MTQN Ke-28 Sumatera Barat (Sumbar) tahun ini, setidaknya ada empat anak Aceh yang menjadi duta Provinsi Banten. Salah seorang di antaranya ialah  Rahmawati, warga Cot Trueng, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.

Perempuan yang akrab disapa Rahma, ini berkisah bagaimana dia sampai membela Provinsi Banten pada MTQN Ke-28 Sumbar.

Menurut Rahma, tawaran untuk bergabung ke Kabupaten Serang sudah diterimanya 2018 lalu atau menjelang MTQN di Medan. Waktu itu, Rahma mondok di Pesantren Kaligrafi Zainun Lilkhatthatil, Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

“Saya tidak langsung menerima tawaran tersebut karena masih menunggu hasil seleksi yang dilakukan Aceh untuk MTQN di Medan,” ujar perempuan kelahiran 17 September 1990, ini. “Akhirnya saya lolos seleksi mewakili Aceh untuk MTQN di Medan. Saya mendapat juara harapan I khat hiasan mushaf,” ujarnya.

Setelah MTQN di Medan, Rahma pun memutuskan menerima tawaran Kabupaten Serang untuk mengikuti Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Provinsi Banten dan bergabung dengan Kafilah Serang pada 2019. Di STQ Banten 2019, Rahma berhasil meraih juara I khat hiasan mushaf.

Juara I pada cabang yang sama juga diraih Rahma pada MTQ Provinsi Banten Tahun 2020. Dengan hasil itu, resmilah Rahma, putri asal Aceh itu menjadi duta Banten ke MTQN di Padang, pada November 2020.

Rahma menjelaskan, pada cabang kaligrafi banyak sekali kawan-kawannya dari Aceh yang sebelumnya sama-sama membela Aceh di MTQN, kini malah menjadi lawan.

“Sulit diungkapkan bagaimana gejolak batin menghadapi kondisi ini,” ujar alumnus Fakultas Teknik Elektro Unsyiah tahun 2012 ini.

Ditanya bagaimana perasaanya ketika pada MTQN di Padang harus berkompetisi dengan kawan-kawan satu daerah, Rahma mengatakan, sulit untuk dilukiskan bagaimana gejolak batinnya.

“Sebagai peserta, saya harus profesional. Namun, sebagai sahabat yang sama-sama dari Aceh, hubungan persaudaraan tak akan putus,” ungkap Rahma.

Wakili Banten

Seusai lomba babak final cabang khat, Rahma terlihat tak mampu menahan haru ketika bertemu dengan salah seorang sahabatnya, Zunfikriah, yang membela Aceh pada cabang khat dekorasi. Mereka berangkulan sambil saling mengusap air mata haru.

“Saya sangat dekat dengan Kak Zul (panggilan Zunfikriah). Kami satu tim dengan kaligrafer lainnya ketika sama-sama membela Aceh sejak MTQN Bengkulu tahun 2010 hingga MTQN di Medan tahun 2018,” kata Rahmah mengenang.

“Namun, di Padang kami berlomba sebagai lawan yang harus membela kafilah yang diwakili,” lanjutnya.

Pada MTQN Ke-28 Sumbar, Rahmawati meraih juara II cabang khat hiasan mushaf putri.

Hebatnya lagi, pasangan Rahma untuk cabang khat hiasan mushaf putra juga asal Cot Girek, Aceh Utara, bernama Ngaliman.

Sedangkan duta Aceh, Zunfikriah, meraih juara III cabang khat dekorasi putri dan Syeh Marzawi juara harapan I khat hiasan mushaf putra.

Saat dimintai komentarnya mengapa putra-putri Aceh banyak yang memilih mewakili provinsi lain di MTQN, Rahma mengatakan, kepindahan itu terjadi ketika mereka sedang mondok di pesantren kaligrafi yang ada di Pulau Jawa.

“Lebih fokus mendalami ilmu kaligrafi karena ada pondok, ada guru juga sering ikut kompetisi. Ketika ada tawaran untuk mewakili provinsi tertentu ke MTQ Nasional, kalau kita siap, langsung saja proses pindah data kependudukan,” pungkas Rahma yang kini ber-KTP Banten.