https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

DPRD Riau
Anggota Komisi V DPRD Riau Kasir, meminta masyarakat memilih bijak terkait pro kontra peningkatan kasus Corona jelang ramadhan. | Foto:. ANTARA/Diana Syafni.

ACEHSATU.COM | PEKANBARU – Pro Kontra Corona Muncul Jelang Ramadhan, Legislator: Lebih Baik Kita Memilih Bijak.

Pelonjakan kasus COVID-19 yang dalam dua tahun terakhir selalu terjadi jelang bulan suci ramadhan melahirkan pro dan kontra. Seorang wakil rakyat di Riau meminta publik bijak menyikapi hal itu.

Anggota DPRD Provinsi Riau Kasir mengatakan kemunculan kasus COVID-19 varian Omicron sebaiknya tidak dikaitkan dengan momen keagamaan.

Kasir kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu, minta masyarakat untuk selalu waspada dengan tetap mengedepankan protokoler kesehatan selama pandemi belum berakhir.

Hal itu diungkapkannya menanggapi viralnya sorotan warganet di media sosial yang menduga peningkatan kasus COVID-19 terjadi jelang lebaran dan hanya skenario saja sebab sebelumnya kasus COVID-19 sudah mulai melandai.

Menurut dia, dikhawatirkan dengan timbulnya komentar-komentar seperti ini malah membuat masyarakat abai dengan keberadaan virus ini.

“Memang ada pro dan kontra. Jadi pertanyaan bagi sebagian masyarakat karena pas tahun baru sudah mulai menurun, jelang Ramadhan justru muncul lagi. Tapi saya katakan ini tidak ada kaitannya. Lebih baik kita memilih bijak, seperti biasa masyarakat jalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan tetap memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” kata Kasir.

Hal terpenting, kata dia, vaksin dosis I dan II jelang bulan suci Ramadhan harus gencar diberikan. Sebab, program vaksinasi menjadi salah satu upaya membentuk kekebalan komunal mencegah terjangkitnya virus tersebut. “Ramadan tinggal dua bulan lagi. Gencarkan vaksinasi, Insyaa Allah aman,” kata politisi Hanura itu.

Kasir meminta masyarakat untuk terus mematuhi anjuran dari pemerintah. Bagaimanapun dalam penanganan kasus COVID-19 semua elemen harus terlibat agar upaya pencegahan yang dilakukan dapat maksimal.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan puncak gelombang Omicron di Indonesia diperkirakan terjadi di akhir Februari 2022 dan jumlah kasus akan bisa lebih besar 2-3 kali daripada puncak gelombang varian Delta.

Untuk mengurangi beban pada tenaga dan fasilitas kesehatan, maka diimbau bagi yang terkonfirmasi COVID-19 namun tanpa gejala, dengan gejala ringan, atau sedang, dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. (*)