Perempuan Penjaga Hutan
ACEHSATU.COM — Perempuan-perempuan ini mengemban tugas istimewa sebagai penjaga hutan dan satwa yang nyaris punah. Uniknya, mereka menjaga hutan Aceh.
Sumini bangun saat fajar untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Setelah menyelesaikan bagian itu, dia kemudian memimpin tim perempuan ke hutan di Pulau Sumatera. Mereka memerangi penggundulan hutan yang merajalela dan perburuan satwa liar.
Ibu lima anak berusia 45 tahun itu mengepalai tim polisi hutan spesial yang menangani pembalak dan pemburu liar yang mengancam harimau Sumatera, trenggiling, dan satwa liar hampir punah lainnya.
Pelakunya sebagian besar adalah laki-laki, termasuk tetangga atau bahkan suami anggota tim, yang tinggal bersama di Desa Damaran Baru, Sumatera Utara.
Tugas berat itu masih ditambah dengan, diakui atau tidak, mereka, tim yang beranggotakan 30 orang itu, harus bergulat dengan stereotip seksis di provinsi Aceh yang ultra-konservatif. Selain itu, mereka harus menghaadapi pihak berwenang yang acuh tak acuh terhadap kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh penebangan liar dan pembukaan lahan untuk banyak perkebunan kopi di kawasan itu.
Deforestasi dan hilangnya habitat telah lama menjadi masalah di seluruh kepulauan Asia Tenggara yang luas, yang merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di Bumi.
"Hutan selalu dikaitkan dengan laki-laki," kata Sumini seperti dikutip AFP.

"Tapi, kami ingin mengubah itu dan mengatakan itu juga tentang wanita. Wanita yang marah tentang kerusakan lingkungan dan yang mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah."
Karena Tidak Tega Melihat Hutan Gundul (Hal 2)