Pemerintah Sukses Bikin Kejutan Selama Masa Pandemi, Congratulation

Lagi kebijakan Presiden Jokowi menuai kontroversi. Seperti tak pernah ada habisnya, Jokowi selalu membuat kejutan dalam setiap langkah politik yang dijalankannya. Kejutan kali ini Jokowi melakukan resuffle kabinetnya ditengah situasi sulit kinerja pemerintahan, terutama terkait perekonomian padahal kabinet ini sendiri baru saja terbentuk sejak dia menjabat sebagai presiden untuk periode yang kedua. Kejutan yang diciptakan … Read more

Lagi kebijakan Presiden Jokowi menuai kontroversi. Seperti tak pernah ada habisnya, Jokowi selalu membuat kejutan dalam setiap langkah politik yang dijalankannya.

Kejutan kali ini Jokowi melakukan resuffle kabinetnya ditengah situasi sulit kinerja pemerintahan, terutama terkait perekonomian padahal kabinet ini sendiri baru saja terbentuk sejak dia menjabat sebagai presiden untuk periode yang kedua.

Kejutan yang diciptakan sepertinya bisa dikatakan hattrick. Karena paling tidak tercatat ada tiga peristiwa besar yang terjadi pada waktu yang relatif bersamaan pada orang-orang di lingkaran Jokowi yang bikin publik terkagum-kagum sedikit bercampur kebingungan.

Riak-riak polemik yang bernuansa gaduh pertama dimulai dengan peristiwa penembakan secara sengaja oleh kepolisian terhadap 6 Laskar FPI dan penahanan HRS dengan tuduhan pidana, padahal saat itu menurut polisi sendiri kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.

Sebagian umat Islam melihat kasus HRS belum mencerminkan rasa keadilan.

Bahkan sebaliknya rezim cenderung menempatkan ulama kritis dan keras (tidak hanya HRS) terhadap pemerintah sebagai oposisi yang harus “dijinakkan”.

Peristiwa besar yang sebelumnya terjadi dan telah menyedot perhatian jutaan rakyat Indonesia yaitu terkuaknya perbuatan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat tinggi negara sekaligus pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Jika ada Harun Masiku yang belum ditangkap maka tiba-tiba ada Menteri Sosial (Bendahara umum PDIP) tertangkap KPK yang sedang lezat menyunat dana bantuan Covid-19 hingga puluhan milyar rupiah.

Publik pun dibuat terkesima dengan sepak terjang politisi partai Banteng itu sebab ditengah-tengah rakyat Indonesia lagi berjuang melawan Covid-19 asal Tiongkok justru ada pejabat yang tidak memiliki empati terhadap penderitaan rakyat.

Lebih jauh ditengarai dana hasil perampokan itu mengalir jauh hingga ke Pilkada Solo yang melibatkan anak Pak Lurah dan berhasil trending di Twitter dengan tagar TangkapAnakPakLurah.

Gegap gempita suara riuh kubu pro Jokowi dan pendukung PDIP meragukan kesahihan isu tersebut mendadak memenuhi dinding media sosial, terlebih yang dituduh pun membantah keras keterlibatan nya dalam menikmati “kenduri” haram tersebut.

Bahkan sebaliknya, anak pak lurah menantang KPK untuk membuktikan isu itu. Keberanian sang anak muda patut diacungi jempol.

Lantas sudah setop? Ternyata tidak, sejurus dengan terbongkar nya perilaku jahat bapak menteri yang tega menyunat hak rakyat miskin, dia pun dipaksa meninggalkan kursi basah hadiah presiden dan mendapatkan tugas baru sebagai tahanan KPK dengan tuduhan korupsi.

Akibatnya, kekosongan pejabat pada jabatan mentereng dan penuh prestise untuk mencetak sebanyak banyaknya keuntungan politik bagi Presiden melalui program bagi bagi bantuan sosial (bansos), membuat Jokowi harus segera mencari pengganti.

Tidak pake lama, sebab untuk urusan jabatan dunia mudah mencari pengganti, berbeda dengan mendapatkan ganti ulama yang wafat sulit. Maka gelombang resuffle menteri pun datang.

Tak ada yang menyangka bila dalam daftar menteri yang ditunjuk sebagai pengganti adalah mereka-mereka yang selama ini penuh kontroversi, sebut saja misalnya Menteri Agama, Menteri Kesehatan.

Apalagi Menteri Sosial, konon Risma rangkap jabatan sebagai Wali Kota Surabaya yang jelas-jelas melanggar undang-undang.

Dan lebih syok lagi (dialami oleh emak emak se-Indonesia) ternyata di posisi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diduduki oleh Sandiaga Salahuddin Uno. Sungguh diluar dugaan kebanyakan pendukungnya.

Baca Juga Artikel Lainnya: Layakkah Habib Rizieq Syihab Dipenjarakan?

Ya, banyak juga yang kecewa, namun mereka hanya bisa gigit jari saja sebab menerima atau menolak godaan jabatan yang ditawarkan oleh Jokowi adalah hak Sandiaga.

Apalagi sebelumnya Prabowo lebih dahulu leleh dengan posisi Menteri Pertahanan.

Setali tiga uang Sandiaga Uno mengikuti jejak partnernya Prabowo Subianto.

Karena itu pula keduanya dianggap tidak menghiraukan keinginan para pendukung dan tidak mampu merasakan suasana kebatinan para loyalis mereka paska pilpres usai.

Dalam konteks ini bukan berarti memusuhi pemerintahan Jokowi.

Kejutan luar biasanya dinamika politik demikian merupakan fenomena baru dan memang baru ada kali ini di Indonesia.

Rival yang kalah saat Pilpres bergabung dalam satu pemerintahan paska mengalami kekalahan.

Apa yang terjadi itu tidak seluruhnya buruk seperti juga tidak semua orang sepakat bahwa itu baik.

Namun yang jelas saya secara pribadi tidak bisa menilai konkrit kedua tokoh tersebut. Karena memang tidak mengenalnya.

Lalu apakah fenomena cebong kampret berhenti?

Mengenai pertanyaan itu biarlah waktu yang akan menjawabnya. Sebab tidak terlalu penting juga pertanyaan tersebut untuk dijawab.

Selain hanya buang buang waktu juga tidak bermanfaat buat Indonesia.

Justru yang sangat penting dan urgen untuk dibicarakan adalah bagaimana nasib hukum di negara yang katanya berlandaskan Pancasila dan hukum sebagai panglima tertinggi.

Tapi dalam pelaksanaan ternyata kekuasaan lah yang menjadi penentu segalanya bukan rule of law.

Ini menandakan bahwa Indonesia sudah tidak utuh lagi sebagai negara sebagaimana dititahkan dalam Pembukaan UUD 1945.

Artinya fondasi negara hukum sudah keropos dan mengalami degradasi, boleh jadi disebabkan politik kekuasaan atau gangguan ideologi munafik.

Kembali ke pokok bahasan, hattrick Jokowi menciptakan kejutan bagi rakyat Indonesia mungkin dianggap sebagai nada penghibur untuk keluarga miskin yang paket bantuannya sudah dipotong.

Atau mungkin sebagai adegan pengganti untuk menghasilkan sebuah tontonan yang menarik bagi aktor-aktor dibalik layar.

Ntahlah, rakyat kecil tidak paham bagaimana menilai baju kebesaran kemunafikan atau tampilan palsu yang sedang dipakai oleh raja mereka.

Yang mereka ketahui adalah negara ini seakan baik-baik saja. Padahal sesungguhnya tidak demikian situasi terkini. Ibu Pertiwi sedang dalam keadaan sakit parah. Dokter yang ada bukan malah menyehatkan negeri justru menggerogotinya sampai ke tulang. Persis seperti kawanan biawak yang sedang makan bangkai. Berpesta pora untuk memenuhi hawa nafsu dan syahwatnya.

Akankah ini terus berlangsung? Tunggulah jawabannya. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.