ACEHSATU.COM | BIREUEN – Direktur Aceh Wetland Foundation, Yusmadi Yusuf pada malam puncak kegiatan peringatan hari lahan basah sedunia menjelaskan kondisi lahan basah dunia saat ini yang setiap tahunya terus menyusut.
“Lahan basah dunia setiap tahunya menyusut, lahan basah Paya Nie merupakan salah satunya lahan basah yang tersisa di Aceh yang perlu diselamatkan,” ujar Yusmadi di Bireuen, Sabtu (4/02/2023).
Yusmadi juga menuturkan, sebagai kawasan konservasi Paya Nie ini merupakan sebuah kawasan yang tersedia air dari permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu aliran air di dalam tanah.
Fungsi daerah serapan sendiri untuk menampung debit air hujan dan menjadi pengendali penting saat banjir dan kemarau.
Karena itu, melindungi dan memanfaatkan harus jadi upaya bersama seluruh masyarakat Bireuen.
Acehsatu.com meriset bedasarkan data satelit dunia Studi terbaru mengungkap bumi kehilangan lahan basah seluas 4.000 kilometer persegi selama 20 tahun terakhir.
Angka itu diperoleh dari analisis lebih dari satu juta gambar satelit secara global.
Perubahan global dan aktivitas manusia disebut sebagai faktor utama yang menghilangkan lahan basah. Jenis lahan ini termasuk rawa pesisir, mangrove, mires, lahan dataran rendah, dan lahan gambut di muara, yang tersebar di seluruh dunia.
Para ilmuwan mengembangkan mesin analisis otomatis yang mengumpulkan gambar satelit dalam rentang waktu 1999 dan 2019 untuk mendeteksi kehilangan tersebut.
Lahan basah meliputi sebagian kecil dari permukaan bumi ini, namun merupakan sistem yang sangat penting bagi alam seperti pembuluh darah bagi seluruh bentang alam. Kekayaan alamnya sangat besar dan penting untuk kehidupan manusia.
Lahan basah berfungsi sebagai sumber dan pemurni air, pelinding pantai dan penyimpan karbon terbesar di planet ini. Lahan basah juga sangat penting untuk pertanian dan perikanan. Oleh karenanya dunia tanpa lahan basah seperti dunia tanpa air.
Untuk diketahui, kegiatan yang diselenggarakan oleh Aceh Wetland Foundation bertepatan dengan peringatan lahan basah dunia bertepatan pada 02 Februari 2023.
Dan penyelenggaraan malam puncak kegiatan dimeriahkan oleh penyanyi Aceh Andi Seuramoe Reggae pada malam gelar budaya dan donasi untuk Paya Nie. (*)