ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Persiraja Banda Aceh menjadi klub terujung di wilayah barat Indonesia yang tampil pada Liga 1 musim ini.
Berada jauh dari bingar-bingar kota besar di negeri ini tak membuat bek asal Inggris, Adam Mitter kesulitan untuk beradaptasi.
Dirinya menjadi benteng pertahanan Persiraja dan beberapa kali mampu menghalau serangan skuad Bhayangkara FC dan Madura United di dua laga awal.
Pemain berusia 27 tahun ini juga vokal dan memberi arahan kepada rekan-rekannya dalam mengawal lini pertahanan Persiraja sehingga layak mendapat label man of the match di laga melawan Bhayangkara.
Jadi apa yang membuat Mitter, pemain kelahiran Shrewsbury ini menerima pinangan Persiraja?
“Saya bermain di Indonesia dua tahun lalu melawan Madura United, dan para penggemar dan suasananya luar biasa. Sejak laga itu, aku selalu ingin datang dan bermain di Indonesia, jadi ketika tawaran itu datang, aku mengambilnya dengan kedua tangan,” ujar Mitter kepada Bolalob.
Persiraja bukan menjadi klub Asia pertama yang dibela oleh Mitter. Dirinya pernah tampil di Liga Filipina bersama dengan Loyola Meralco dan juga Global Cebu. Mitter kagum dengan keindahan kota Banda Aceh, ia menyanjung masyarakat Indonesia yang ramah terhadapnya.
“Ya Aceh adalah tempat yang indah. Orang-orang luar biasa dan ramah, dan dukungan untuk klub sepakbola sangat sulit dipercaya. Mereka adalah pendukung terbaik,” lanjutnya.
“Saya beradaptasi dengan baik, saya sudah pernah di Asia sebelumnya. Jadi bagi saya tidak masalah.”
Sebagai pemain jebolan akademi Blackpool, tentu sosok Charlie Adam tak pernah dilupakan oleh Mitter.
“Tentu saja aku ingat Charlie, dia adalah pemimpin dan mentor yang hebat. Pada saat saya di sana, saya masih sangat muda dan dia selalu menjaga saya dan membimbing saya,” ingat Mitter kala itu.
Mitter juga memiliki pandangan tersendiri tentang gaya bermain di Indonesia dan juga negara lain di Asia.
“Saya pikir sebagian besar liga top di Asia Tenggara cukup mirip seperti yang anda lihat di piala AFC – semua orang mengalahkan semua orang. Tapi tentu saja di sini Anda harus dapat menangani tekanan lebih dari negara-negara lain, basis penggemar sangat besar dan Anda tidak ingin mengecewakan mereka,” ungkapnya.
Mitter mengaku tak kesulitan dalam beradaptasi di Aceh, termasuk soal makanan tradisional di Serambi Mekah.
“Saya terbuka untuk mencoba sebagian besar hal, jadi ya sejauh ini sudah baik,” tutup Mitter.
Karir klub Mitter:
Southport U-18 (2008)
Blackpool U-18 (2010)
Hibernian FC U-20 (2011)
Kattering Town (2011)
Warrington Town FC (2012)
Ange IF (2012)
Barrow (2012)
Chorley FC (2014)
FC Meralco (2015)
Stafford Rangers (2015)
Fateh Hyderabad (2016)
Ilocos United (2017)
Hougang Utd. (2017)
Global Cebu FC (2017)
Without Club (2018)
Valour FC (2019)
Persiraja Banda Aceh (2020)