ACEHSATU.COM – Apakah Pemerintah Aceh juga akan turunkan kemiskinan menjadi nol persen?
Keinginan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia menjadi nol persen patut diaminkan.
Pasalnya jika ambisi sang presiden tersebut berhasil, maka Indonesia akan menjadi negara tanpa orang miskin di dunia.
Tapi mungkinkah hal itu terwujud?
Atau bahkan benar penilaian pengamat politik Jerry Massie yang menyebut kalau pernyataan Presiden Jokowi soal target angka kemiskinan ekstrem menjadi nol persen terlalu muluk muluk.
Jika Pemerintah pusat saja yang memiliki banyak sumber daya tidak masuk akal menekan angka kemiskinan hingga titik nadir hingga nol persen.
Lantas bagaimana dengan target penurunan kemiskinan Pemerintah Aceh?
Mohon maaf saya hanya berandai-andai saja.
Seandainya Pemerintah Aceh yang saat ini dibawah komando Plt Gubernur Nova Iriansyah mampu “menghilangkan” kemiskinan di Aceh.
Saya haqqul yakin beliau sangat layak dan pantas kemudian menjadi Presiden RI menggantikan Jokowi yang katanya banyak ngawur soal kemiskinan nol persen.
Akan tetapi sampai saat ini baik Jokowi maupun Nova sama-sama terlihat tidak bisa menurunkan angka kemiskinan secara cepat bahkan hingga 5 persen saja.
Bahkan, kosnep jitu penurunan angka kemiskinan saja kita masih belum tahu hingga kini.
Mengapa ya?
Padahal formulasi menekan atau bahkan menghilangkan kemiskinan banyak dijelaskan dalam teori-teori ekonomi, sosiologi, bahkan dihafal oleh banyak profesor-profesor.
Apa sih yang salah?
Apakah teorinya nggak benar?
Jangan-jangan kemiskinan memang sengaja dipelihara?
Memang seperti suudzon, saya berprasangka buruk. Tapi ada kemungkinan lho.
Mari kita sama-sama pahami arti kemiskinan.
Secara umum kemiskinan dapat diartikan sebagai kondisi individu penduduk atau keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dasarnya secara layak.
Nah pertanyaannya mengapa mereka tidak mampu memenuhinya?
Ocehan Jokowi yang ingin mengentaskan kemiskinan rakyat Indonesia hingga nol persen telah mengingatkan saya pada kisah kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz, Khalifah dari Dinasti Umayyah.
Pada era itu, Khalifah Umar bin Abdul Aziz telah berhasil mengentaskan rakyatnya dari kemiskinan.
Semua rakyatnya hidup berkecukupan.
Kemakmuran umat, ketika itu, tak hanya terjadi di Afrika, tetapi juga merata di seluruh penjuru wilayah kekuasaan Islam, seperti Irak dan Basrah.
Sampai-sampai Yahya bin Said yang ditugaskan memungut zakat oleh khalifah Umar kala itu berkata “setelah memungutnya, saya bermaksud memberikannya kepada orang-orang miskin. Namun, saya tidak menjumpai seorang pun,’’ ujar Yahya.
Nah bagaimana dengan Jokowi?
Masihkah bicara ngawur soal angka 5 persen?
Bagaimana juga dengan Aceh dan kebijakan Plt Gubernur?