https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Ilustrasi vaksin virus corona. /PMJ News

ACEHSATU.COMPengembangan Vaksin Covid-19 terus dikejar demi bisa merubah kembali keadaan seperti normal.

Dari seluruh negara yang mengembangkan vaksin Covid-19, tercatat setidaknya ada 146 vaksin yang saat ini sedang dikembangkan menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dari sekian banyak vaksin yang sedang dikembangkan, terdapat 36 vaksin yang sedang diuji coba pada manusia dan ada 9 vaksin yang sedang memasuki uji klinikfase III.

Pemerintah Indonesia sendiri diketahui telah menggolongkan prioritas seseorang yang akan mendapatkan vaksin.

Mulai dari garda terdepan tenaga medis, pekerja kantoran hingga peserta BPJS.

Sementara untuk harga sendiri Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Erick Thohir, sempat menyampaikan jika harga vaksin Covid-19 tergantung pada penjual.

“Harga itu dinamikanya tinggi, tergantung masing-masing penjual, yang tetapkan bukan saya, tapi penjualnya. Karena itu vaksin merah putih harus kita buat supaya kalau negara lain mau beli vaksin kita tetapkan harganya,” ujar Erick, seperti dilansir dari Antara, Selasa (06/102020).

Berbeda dengan pemerintah Indonesia yang menyerahkan harga jual Vaksin Covid-19 kepada penjual, Jepang justru akan memberikan vaksin Covid-19 secara gratis bagi seluruh masyarakatnya.

Seperti dilansir Zonajakarta.com dari Japan Today, kebijakan ini telah disetujui oleh kementerian kesehatan Jepang guna mengekang kasus covid-19 yang lebih serius dan fatal.

Kebijakan tersebut membahas dosis pertama untuk semua orang di tengah ketidakpastian pada tahap ini mengenai berapa kali vaksin perlu diberikan.

Namun kebijakan ini belum mencakup penduduk asing yang berada di Jepang, karena belum dibahas kembali secara resmi.

Pemerintah Jepang mengalokasikan anggaran sekitar 571,4 miliar yen atau setara dengan $6,4 miliar.

Jepang pun telah setuju dengan pembuatan obat Inggris AstraZeneca Plc dan raksasa farmasi AS Pfizer Inc untuk menerima 120 juta dosis vaksin dari setiap perusahaan ketika berhasil dikembangkan dan juga bernegosiasi dengan perusahaan AS Moderna Inc. untuk 40 juta dosis atau lebih.

Jika vaksinasi menyebabkan efek samping yang serius, Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan berencana untuk meminta negara, bukan perusahaan, mengganti rugi pasien dan membayar ganti rugi melalui revisi undang-undang pada sesi Diet luar biasa yang diperkirakan akan dimulai akhir bulan ini, katanya. (*)