Mungkinkah Aceh Menuju Perdamaian Inklusif?

Setelah menuai kontroversi lewat "ancaman" referendum pasca Pilpres 2019 yang lalu, Aceh kembali membuat berita saat para petinggi mantan GAM bertemu dengan Presiden Jokowi.

Setelah berjalan hampir 15 tahun, hasil pembangunan perdamaian di Aceh memperlihatkan campuran antara kemajuan dan stagnasi serta tarik-menarik antara kepentingan pusat dan daerah.

Hasil positif di level low politics ditemukan oleh Fitriah (2016) dalam bentuk sistem pendidikan yang menggabungkan antara pendidikan sekuler Indonesia dan pendidikan Islam Aceh.

Untuk demokrasi lokal, Aceh telah berhasil menyelenggarakan tiga pilgub dan tiga pileg dengan tingkat partisipasi pemilih yang cukup tinggi.

Setelah sempat diwarnai oleh konflik antara kandidat mantan kombatan khususnya pada Pilgub 2012, pemilu di Aceh secara bertahap mengalami penurunan kejadian kekerasan.

Demokrasi lokal Aceh masih sangat didominasi oleh para eks pejuang GAM yang tergabung dalam partai lokal atau mencalonkan diri lewat jalur independen di pilkada.

Dalam bidang ekonomi, gelontoran Dana Otsus masih belum bisa memberikan hasil yang optimal bagi kesejahteraan rakyat Aceh.

Selama tiga tahun terakhir sejak 2017, Aceh sebagai provinsi dengan APBD terbesar di Sumatra menempati posisi pertama sebagai provinsi termiskin di pulau tersebut, walaupun jumlah penduduk miskin dapat ditekan dari tahun ke tahun.

Aceh juga masih kurang memiliki proyek pembangunan yang bernilai strategis bagi pembangunan jangka panjang.

Dari laporan Bappeda Aceh tahun 2015, proyek proyek pembangunan di Aceh masih didominasi oleh proyek kecil bernilai di bawah Rp 500 juta. Proyek kecil ini sangat rentan penyalahgunaan karena dapat dilakukan melalui penunjukan langsung (untuk yang bernilai di bawah Rp 200 juta ) dan manfaatnya kurang signifikan.

Dalam bidang HAM, pemerintah pusat terlihat tidak serius untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM selama konflik. Subjek lain yang masih mengganjal adalah soal bendera Aceh yang belum disetujui pemerintah pusat karena dianggap menyerupai lambang GAM.

Harus Inklusif (Hal 3) >>>>

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.