https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Wali mimpi Nabi Khaidir
Ilustrasi : Wali Allah mimpi Nabi Khaidir

Mimpi Seorang Wali Bertemu Nabi Khaidir  

Dikisahkan Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi bahwa ada seorang  wali sedang berada di dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Seluruh tubuhnya gemetar karena ketakutan, dan dalam keadaan demikian, wali melakukan perjalanan ke Makkah tanpa kendaraan tanpa makanan.

Wali itu berjalan di padang pasir selama tiga hari. Pada hari keempat ia merasa sangat kehausan, sehingga ia hampir mati. Di padang pasir itu ia tidak melihat sebatang pohon pun untuk berteduh.

“Aku merasa bahwa maut akan menjemputku,” gumam sang wali seperti dikisahkan Syekh Maulana Muhammad Zakariyya dalam kitabnya Fadhilah Haji dilansir republika.co.id.

Lalu wali itu menghadapkan badannya ke arah kiblat sambil duduk sambil merasakan kantuk dan akhirnya ia tertidur. Di dalam tidurnya ia bemimpi  melihat seseorang datang kepadanya dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Kemudian yang datang dalam mimpinya itu berkata. “Aku datang untuk memberi kabar gembira kepadamu bahwa engkau akan melakukan haji dan akan kembali dengan selamat, dan engkau juga akan menziarahi makam Nabi SAW,” katanya.

Dalam mimpinya itu wali bertanya kepada orang yang menghampirinya,

“Siapa engkau?”

Ia menjawab, “Akulah Khidhir.

Aku berkata, “Berdoalah untukku”

Nabi Khidhir a.s meminta wali itu membaca doa sebanyak tiga kali. Berikut doa yang disarankan Khidir.

“Wahai Yang Maha Penyantun terhadap makhluk-Nya, Wahai Yang Mengetahui Keadaan makhluk-Nya, Wahai Yang Maha Mengenal setiap makhluk-Nya, santunilah aku Wahai yang Maha Penyantun, Yang Maha Mengetahui dan Yang Maha mengenal setiap makhluk-Nya.”

Wali mimpi Nabi Khaidir
Ilustrasi : Wali Allah mimpi Nabi Khaidir

Kemudian Nabi Khidir berkata, “Ini adalah hadiah untukmu dan sebagai obat yang mencukupimu dan bermanfaat untukmu. Apabila kamu dalam kesukaran, bacalah doa ini Insya Allah segala kesukaran akan lenyap.”

Setelah berkata demikian, Nabi Khidhir pun lenyap. Tidak lama kemudian ia mendengar suara yang memanggil. Mendengar suara itu ia pun terbangun, dan melihat seseorang berada di atas unta betina.

Orang itu bertanya kepada sang wali.

“Apakah engkau melihat anak muda di kawasan ini?”

Wali itu menjawab. “Aku tidak melihatnya.”

Orang itu menceritakan bahwa anaknya telah meninggalkan rumah sejak tuju hari yang lalu dan mendengar kabar bahwa ia hendak menunaikan Haji. Setelah menceritakan nasibnya orang itu bertanya.

“Engkau mau ke mana?”

Wali itu menjawab. “Aku ingin pergi ke mana saja Allah SWT membawaku.”

Kemudian orang itu mendudukkan untanya dan mengeluarkan perbekalannya dari dalam kantong dua potong roti putih yang di tangannya ada manisan dan memberikannya kepada sang wali.  Dan kemudian ia menurunkan kantong kulit berisi air dari untanya dan memberikannya.

“Aku menerimanya dan memakan roti satu potong,” kata wali itu.

Setelah itu keduanya berteman dan berjalan bersama-sama selama satu hari dua malam dan kemudian mereka bertemu dengan satu kafilah. Kepada kafilah itu keduanya bertanya mengenai anak muda itu dan ternyata anak muda yang sedang dicari ada bersama mereka.

Akhirnya temannya wali itu segera pergi menjumpainya, dan tak lama kemudian ia kembali dengan anak muda yang di rombongan itu. Teman sang wali itu berkata kepada anak muda itu.

“Wahai anak muda berkat orang inilah aku dapat menemukanmu.”

Setelah itu, wali dan temanya itu berpisah. Temanya pergi bersama anak yang baru ditemukan, sementara wali ikut bersama kafilah tersebut.

Baca :Kisah Nabi Sulaiman dan Semut

Baca :Jejak Firaun Pada Partai Iblis

Namun, tidak lama kemudian, ia bertemu dengan nabi Khaidir as, ia memberi wali itu sesuatu yang dibungkus kertas kemudian ia mencium tangannya dan pergi. Di dalam bungkusan itu wali itu medapati 5 keping emas yang cukup untuk menyewa unta, membeli makanan dan minuman.

“Sehingga aku dapat menunaikan haji,” katanya.

Kemudian wali itu pergi menziarahi makam  Nabi SAW di Madinah Munawwarah. Kata wali itu, apabila aku menjumpai suatu kesulitan, kesempitan, ia membaca doa yang telah diajarkan oleh Nabi Khaidir. “Aku mengakui keutamaan dan kebaikan  Nabi Khidir dan aku bersyukur atas nikmat tersebut,” katanya.(*)