Milad Ke-43 UAS Luncurkan Buku ‘Guru Mengaji dari Kampung’

ACEHSATU| JAKARTA – Buku berjudul Guru Mengaji dari Kampung diluncurkan pada hari ini, Senin (18/5), atau bertepatan dengan hari lahir Ustaz Abdul Somad (UAS). Buku yang disunting Hendriyanto, seorang penulis asal Batam, Kepulauan Riau, ini mengumpulkan puluhan tulisan yang berisi pesan dan kesan tentang UAS. Menurut Hendriyanto, buku tersebut menghimpun sebanyak 43 tulisan. Jumlah itu … Read more

ACEHSATU| JAKARTA – Buku berjudul Guru Mengaji dari Kampung diluncurkan pada hari ini, Senin (18/5), atau bertepatan dengan hari lahir Ustaz Abdul Somad (UAS). Buku yang disunting Hendriyanto, seorang penulis asal Batam, Kepulauan Riau, ini mengumpulkan puluhan tulisan yang berisi pesan dan kesan tentang UAS.

Menurut Hendriyanto, buku tersebut menghimpun sebanyak 43 tulisan. Jumlah itu sama dengan usia UAS hari ini, yakni 43 tahun.

“Sebenarnya, penulisnya ada 56 orang. Hanya saja, ada tiga judul tulisan yang merupakan gabungan dari beberapa penulis,” ujar Hendriyanto seperti diberitakan Republika.

Ia meneruskan, buku ini dimaksudkan sebagai hadiah dari Majelis Syuro Sahabat UAS kepada dai kelahiran Asahan, Sumatra Utara, itu. Rencananya, buku ini akan diterbitkan oleh UAS Press Indonesia.

“Buku ini diberi pengantar oleh Tuan Guru Syekh Dr Zikmal Fuad. Beliau mursyid Thoriqoh Nasqsabandiyah Besilam, Langkat,” kata dia.

“Alhamdulillah, jam 24.00 semalam kita sudah serahkan bukunya ke UAS dalam bentuk pdf pas waktu pergantian jam, masuk tanggal 18 Mei. Jadi, tepat di hari milad UAS ke-43 tahun,” ujar sosok yang selalu menemani UAS dalam safari dakwah ke berbagai daerah itu.

Guru Mengaji dari Kampung secara garis besar berisi pengalaman dan tanggapan para tokoh mengenai UAS. Tidak hanya tokoh asal Indonesia, melainkan juga Malaysia dan Brunei Darussalam.

Selain itu, buku tersebut juga memaparkan perjalanan hidup alumnus S-3 Oumdurman Islamic University (Sudan) itu.

“Buku ini kaya informasi tentang UAS. Sebab, banyak kisah-kisah UAS masa lalu juga. Bagaimana beliau pernah menjadi penceramah dan sikap beliau kepada sahabat-sahabatnya,” ungkapnya.

Hendriyanto mengatakan, cerminan kepribadian UAS ialah tawadhu dan rendah hati. “Beliau (UAS) adalah kawan yang menyenangkan. Guru yang jadi panutan,” ujar pria yang akrab disapa Hendri itu.

Dihubungi terpisah, UAS mengapresiasi peluncuran buku tersebut di hari ulang tahunnya, Senin (18/5) ini. Ia juga berterima kasih kepada Hendriyanto yang telah menyunting buku ini dengan amat baik, meskipun dengan durasi yang relatif singkat–hanya sekitar 1 bulan.

Menurut UAS, hadirnya buku ini adalah salah satu bukti tumbuh berkembangnya semangat literasi umat Islam saat ini.

“Kita kenal Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafii, Imam Nawawi, dan lain-lain itu bukan karena istana mereka, harta mereka, atau anak cucu mereka, melainkan karena buku-buku mereka. Maka, menulislah, tinggalkanlah legacy sebelum mati. Menulislah, supaya orang di masa akan datang tahu, bahwa engkau pernah hidup di masa lalu,” tutur UAS. []

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.