ACEHSATU.COM – Gestur tubuh seseorang menandakan bentuk komunikasi seseorang dengan orang lain dalam bentuk nonverbal.
Bahasa tubuh ini sering digunakan untuk menyampaikan pesan yang biasanya berupa isyarat, pandangan mata, sentuhan dan lain sebagainya.
Apa yang terlihat dalam linimasa media sosial beberapa hari ini.
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah tertangkap kamera sedang dalam posisi sedikit membungkuk di depan Presiden Jokowi dengan tangan menggenggam di depan.
Ia terlihat sangat patuh terhadap lawan bicaranya.
Sekilas tak ada yang salah.
Namun, nilai foto itu kemudian jadi bahan sorotan netizen di media sosial.
Netizen Aceh merasa geram, karena pemimpinannya terlihat ‘merendah’ dengan lawan bicaranya, meskipun seorang Presiden.
Foto gestur Gubernur Aceh itu pun viral di media sosial.
Ragam meme bermunculan.
Sehingga, seorang tokoh adat Aceh mengeluarkan pendapatnya.
Namanya Azhari Basar, ia adalah Penasehat Lembaga Majelis Adat Aceh (MAA) periode 2021-2026.
Dalam siaran pers yang diterbitkan Bagian Humas Pemerintah Aceh, Senin (20/9/2021), Azhari Basar, menilai gestur tubuh Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, saat berbincang di hadapan Presiden Republik Indonesia merupakan hal yang wajar dan tidak berlebihan.
Menurutnya sudah semestinya bersikap dengan posisi yang demikian, di hadapan pimpinan dan juga orang tua bangsa.

“Adat Aceh sekalipun juga menganjurkan demikian, itu bukan hal tabu dan aneh. Adat kita Aceh sendiri demikian, tapi ini yang dilupakan generasi saat ini,” kata Azhari Basar di Banda Aceh, Senin, (20/9/2021).
Azhari merasa heran dengan komentar beberapa orang di media sosial, yang menilai sikap gubernur tersebut sebagai hal berlebihan dan bahkan dianggap negatif.
Padahal, kata dia, sikap demikian merupakan bentuk ta’dzim dan menjadi adat serta reusam budaya Aceh yang menghargai sekaligus takzim terhadap pimpinan.
Menurut Azhari, sikap ta’dzim dan hormat kepada orang yang dituakan, justru kini mulai pudar di kalangan masyarakat Aceh. Utamanya generasi muda.
Ia mengatakan, semestinya sifat tersebut perlu dilestarikan dan dijaga.
“Memang budaya ta’dzim sudah makin tergerus dari masyarakat kita yang terkesan mengarah egaliter. Saya kira lembaga adat dan tokoh-tokoh masyarakat perlu turun tangan untuk meluruskan hal ini. Seperti kata nadham Aceh ; ‘pang ulee nanggroe wajeb tasanjong, bek sampe teulhon adat budaya’,” kata Azhari.
Lebih lanjut, Azhari mengapresiasi sikap gubernur Aceh yang menunjukkan ta’dzim dan hormat kepada pimpinannya. Sebagai pemimpin gubernur telah memberi contoh yang baik bagi masyarakatnya dalam bersikap hormat kepada pimpinan dan orang tua.
“Sejauh ini tidak berlebihan saya pikir dan kita tahu postur tubuh pak gubernur lebih tinggi sedikit dari pak Jokowi sehingga terkesan pak gubernur seperti sedikit membungkuk, mungkin ini yang dianggap beberapa orang berlebihan. Tapi menurut saya itu wajar di hadapan orang yang dituakan,” ujar Azhari.
Azhari berharap, Gubernur Aceh selalu dalam keadaan sehat. Ia berharap gubernur tetap konsisten dengan sikap ta’dzimnya kepada pimpinan negara, ulama dan orang yang dituakan lainnya di negeri ini. (*)