Orangutan di Putri Betung

MENGUNGKAP Penyebab Kematian Orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser

Lokasi temuan rambut Orangutan ini berada pada koordinat 3°48’30,6″N 97°32’3,9″E yang masuk dalam area Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK) Aih Gumpang.

Kasus yang menghebohkan ini menyebabkan BBTN Gunung Leuser akan mengevaluasi kerja sama dengan KTHK Aih Gumpang.

“Memperhatikan beberapa pelanggaran di lokasi kerja sama dan kemitraan konservasi BBTN Gunung Leuser juga akan segera menggelar evaluasi terhadap KTHK yang terlibat program kemitraan konservasi lingkup Taman Nasional Gunung Leuserm” kata Plt Kepala BPTN II Kutacane, Agung Widodo SH MH dalam pernyataannya kepada ACEHSATU.com, Kamis (28/7/2022).

Sinyal itu kemudian dijawab dengan tegas oleh Ketua KTHK Aih Gumpang, Muhammad Taeb.

Kepada ACEHSATU, Muhammad Taeb menyatakan kasus itu membuat pihaknya dan masyarakat juga kaget.

Pasalnya, tidak pernah ada kasus seperti ini sebelumnya.

Taeb menambahkan, awalnya ia menerima informasi dari tim smart patrol.

Taeb mengaku kaget dengan kejadian tersebut. Karena kasus ini sebelumnya belum pernah terjadi.

Masyarakat Gayo terkenal memiliki nilai tradisi adat yang bisa hidup berdampingan dengan hutan.

Karena masyarakat Gayo juga sudah melindungi Orangutan sejak ribuan tahun lalu. Karena Orangutan diyakini satwa yang membantu manusia mendeteksi marabahaya dari dalam hutan.

“Tradisi nenek moyang kami bersahabat dengan Orangutan. Orangutan ketika masuk ke pinggiran kampung dan bersuara itu merupakan alaram bagi kita meningkatkan kewaspaadaan dan itu masih dinyakini masyarat kami hingga hari ini,” sebut Taeb.

Ia menyebutkan, jauh sebelum adanya Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) masyarakat sudah mendiami kampung ini dan punya sejarah yang panjang hidup berdampingan dengan hutan dan satwa di dalamnya.

“Kerja sama dengan pihak BBTGL baru dilaksanakan pada tahun 2019. Tapi kami sudah melindugi hutan sejak dahulu kala,” kata Taeb.

BACA JUGA: Penegakan Hukum Kasus Perdagangan Satwa Lindung, Mafia Belum Tersentuh

Dikatakan, masyarakat menjalin kerja sama dengan Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung leuser dengan Nomor Surat PKS 272/.3/TU/PKS/5/2019.

KTHK Aih Gumpang memiliki jumlah 68 anggota dengan luas 171,5 hektare.

“BBTGL memberi bantuan berupa tanaman keras di antaranya pokat, durian, jengkol,” ujar Taeb.

Di samping itu, Taeb sekaligus pengulu desa setempat berencana akan membuat Qanun tentang Satwa Liar serta berharap kepada masyarakat menjaga satwa kunci tersebut.

“Ini merupakan pelajaran berharga bagi kami karena begitu pentingnya Orangutan,” katanya.

Selain KTHK Aih Gumpang, ada juga KTHK Aih Kais, KTHK Aih Nuso, dan KTHK Gunung Kemiri yang terdapat di Kecamatan Putri Betung.

90 persen masyarakat di sana menggantungkan hidup dari sektor pertanian, salah satunya komoniditi unggulan yang dihasilkan dari daerah tersebut diantaranya kemiri, kakao, durian, pisang, jagung dan jahe.

Apa penyebab kematian Orangutan? (Hal 5)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.