https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-ca78e0025ec30038b1f804938a108109-ff-IMG-20240402-WA0003.jpg

Berita Lainnya

https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-c926ea740f30a093883f895c1586ddc8-ff-IMG-20240402-WA0004.jpg

Hukum

Politik

Kota dosa
Las Vegas bukan hanya menjadi kota favorit untuk berjudi namun juga menikah secara kilat(Pexels)
Sin City atau 'Kota Dosa', begitulah julukan dari Las Vegas. Saat ini, Sang Kota Dosa sedang mencoba bertahan hidup dari lockdown dan serangan virus Corona.

Saat ini, Sang Kota Dosa sedang mencoba bertahan hidup dari lockdown dan serangan virus Corona.

ACEHSATU.COM – Sin City atau ‘Kota Dosa’, begitulah julukan dari Las Vegas. Saat ini, Sang Kota Dosa sedang mencoba bertahan hidup dari lockdown dan serangan virus Corona.

Gemerlap lampu-lampu kasino mewarnai langit Las Vegas setiap malam. Hingar bingar dan dentuman musik dari bar-bar sudah jadi soundtrack yang tiap hari didengar wisatawan di Las Vegas.

Tapi itu dulu, sebelum Corona datang menyerang. Sejak ada pandemi virus Corona, Las Vegas seperti ‘Kota Mati’. Sunyi senyap nyaris tak ada suara. Sepi bukan main, tak lagi seperti dulu yang dipadati turis.

“Ini sungguh gila. Seperti akhir dunia,” kata Chris Morehouse, pria 70 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai kembaran Elvis Presley di jalanan Las Vegas, dikutip detikTravel dari AP.

Gara-gara pandemi virus Corona, sektor pariwisata, hiburan, perhotelan dan juga perjudian di negara bagian Nevada, hampir kolaps. Para pekerja industri tersebut diperkirakan akan kehilangan pemasukan sebesar USD 7,7 miliar, selama 18 bulan ke depan.

Sudah berminggu-minggu industri pariwisata di Las Vegas tutup. Lebih dari 343 ribu orang terpaksa jadi pengangguran dan kehilangan pekerjaan.

Carolyn Goodman, walikota Las Vegas, pun menyuarakan masalah ini kepada Gubernur Steve Sisolak. Dia meminta agar status lockdown untuk kasino-kasino dan bisnis sejenisnya dicabut.

“Demi Tuhan. Keputusan tutup saja sudah membunuh kami, membunuh Las Vegas, industri konvensi dan bisnis pariwisata kami, yang sudah dibangun dengan kerja keras,” ungkap Carolyn.

Kapan buka lagi?…

Tidak Tahu Kapan akan Buka Lagi

Gubernur Steve Sisolak menanggapi dingin permintaan Carolyn. Steve menolak untuk memberikan tanggal kapan lockdown akan dilonggarkan. Dia butuh waktu 2 minggu untuk melihat apakah ada penurunan angka kematian dan kasus positif Corona baru di Las Vegas, sampai dia mulai melonggarkan lockdown.

Dalam sesi wawancara dengan CNN, Steve tidak ingin para pekerja kasino harus memilih apakah mereka akan tetap gajian, tetapi nyawa mereka yang jadi taruhannya.

“Kita akan membangun lagi ekonomi. Las Vegas akan tetap jaya. Tapi saya tidak bisa melakukan itu apabila harus kehilangan lebih banyak orang,” ujar Steve.

Sampai saat ini, penutupan kasino di Las Vegas nampaknya akan berlanjut hingga sepanjang bulan Mei. Banyak pekerja pun kepayahan berjuang mencari uang, sementara mereka dirumahkan dari tempat kerja.

“Uang kami habis. Sebagian besar dari kami tidak punya uang lagi,” ucap Kimberly, wanita 49 tahun yang kehilangan pekerjaannya di kasino Mirage, Las Vegas.

Kimberly kini menggantungkan hidup dari tabungan miliknya. Sementara itu, dia juga masih harus menanggung anak dan cucunya yang lahir beberapa hari setelah kasino tempatnya bekerja ditutup.

“Semua orang ingin kembali bekerja. Semua orang ingin kembali normal. Tapi saya berpikir ini sungguh tidak aman,” Kimberly menambahkan.

Tak Setuju Las Vegas Dibuka Lagi

Situasi yang sama juga dihadapi oleh Victor Chicas, pelayan restoran di Kasino Mandalay Bay. Untuk berhemat, Victor sampai harus menghentikan layanan internet dan TV kabel, bahkan mengosongkan kolam renang di rumahnya untuk menghemat listrik.

Victor juga masih harus berjuang agar penundaan pembayaran cicilan rumahnya bisa disetujui, jadi dia tidak terusir dari rumah, sementara masih harus mengirim uang ke keluarganya yang berada di Guatemala.

Victor sangat butuh pemasukan. Tapi dia tidak setuju apabila Walikota Las Vegas meminta agar ‘Kota Dosa’ dibuka kembali dan menerima wisatawan.

“Kehidupan itu lebih penting dari apapun. Kamu tidak bisa membeli nyawa dengan uang,” kata Victor.

Lebih dari 24% pekerja di Las Vegas sudah mengajukan diri untuk mendapat benefit pengangguran yang disediakan pemerintah. Tapi benefit itu hanya untuk pekerja tertentu saja. Bagi mereka yang bekerja secara mandiri atau pekerja seni, tidak bisa mendaftar untuk benefit yang sama.

Mereka pun terpaksa bekerja dengan cara tradisional. Turun ke jalan dan mempertunjukkan apa yang selama ini biasa mereka lakukan, meski saat ini tidak ada pengunjung yang datang.

“Mereka akan melihat Elvis di sini. Mereka akan berpikir ada sesuatu yang terjadi. Saya jadi seperti sebuah pertanda,” kata Chris.

Brandy Little (35), ekonom sekaligus warga Las Vegas merasa sangat sedih dengan situasi di kota yang dimukimnya sedari kecil. Brandy sampai menangis saat pertama kali menyetir di jalanan Las Vegas yang kosong melompong, padahal biasanya penuh dengan mobil.

“Tapi jika seluruh dunia sedang terpukul oleh Corona dan kita bergantung pada dunia untuk datang ke sini. Jika mereka terluka, maka kami juga,” ujar Brandy. (*)