Berita Lainnya

Hukum

Politik

PLTA di Aceh Tengah
oto: Agus Setyadi/detikcom: Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 di Aceh Tengah. Foto detik.com

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 di Aceh Tengah, Aceh ditargetkan rampung pada 2023 mendatang.

Total nilai investasi untuk pembangkit listrik kapasitas 88 megawatt itu sebesar Rp 5 triliun.

Melansir detikcom yang diajak PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh untuk melihat langsung pembangunan PLTA di Desa Remeson, Kecamatan Sili Nara, Aceh Tengah. Untuk menuju ke lokasi dibangun turbin di power house 1, harus melewati terowongan sejauh satu kilometer.

Perjalanan dapat ditempuh dengan mobil. Terowongan itu dibikin pada kedalaman sekitar 120 meter dari permukaan tanah. Di dalam power house 1 tampak sejumlah pekerja sedang mengelas dan mengecor tempat dibangun turbin.

"Targetnya untuk power house 1 rampung ditahun 2023 dan power house 2 selesai dibangun tahun 2022. Listrik yang dihasilkan di dua power house itu adalah 88 megawatt," kata General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah Aceh, Abdul Mukhlis kepada wartawan, Rabu (7/4/2021).

Proyek pembangunan PLTA itu dimulai kembali pada 2011 lalu. Proyek tersebut menggunakan terowongan untuk mengalirkan air dari Danau Laut Tawar ke mesin turbin.

Menurut Mukhlis, proyek tersebut telah beberapa kali dilakukan redesain karena disebabkan faktor alam seperti gempa. Saat ini terowongan yang dibangun dipastikan aman untuk dilewati karena telah dicor serta dipasang besi.

PLTA di Aceh Tengah
oto: Agus Setyadi/detikcom: Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 di Aceh Tengah. Foto detik.com

"Secara teknis sudah tidak masalah, memang kalau dilihat dari luar seperti tidak ada kegiatan apa-apa. Tapi di dalam mereka mengelas, mengecor di tengah udara yang terbatas," jelas Mukhlis.

Dia berharap, setelah PLTA Peusangan 1 dan 2 beroperasi di 2023, ekonomi di Aceh terus tumbuh sehingga permintaan listrik akan meningkat. Saat ini, listrik di Sumatera menggunakan sistem interkoneksi sehingga dapat disalurkan hingga ke luar Aceh.

"Biaya operasi PLTA itu murah sekali, hanya memang investasi atau pembangunan yang mahal," ujarnya.

Asisten Manajer Teknik PLTA Peusangan, Rahadiarta Wirawibawa, mengatakan, progres pembangunan PLTA Peusangan telah mencapai 84 persen. Pembiayaan pembangunan PLTA bersumber dari pinjaman JICA sebesar 80 persen dan sisanya dari dana PLN. (*)