ACEHSATU.COM — Pancaran budaya unik yang mendukung keindahan warisan serta perkembangan seni kontemporer membuat Emirat Sharjah di Uni Emirat Arab dinobatkan sebagai Ibu Kota Kebudayaan Islam 2014.
Keunikan Sharjah pertama kali diakui UNESCO pada 1998 karena peran Uni Emirat Arab mempertahankan budaya, sejarah, serta perkembangan seni kontemporer. Hal tersebut membuat Sharjah menjadi rumah bagi sejumlah penelitian ilmiah.
Tak hanya itu, Emirat Sharjah juga menjadi salah satu tempat berdirinya perpustakaan naskah, pusat arkeologi, serta beberapa museum seperti Museum Peradaban Islan, Museum Maritim, dan Museum Kaligrafi.
Emira ketiga terbesar dan terpadat di UEA ini juga menjunjung tinggi sejarah serta tradisi sehingga memberikan kontribusi signifikan terhadap budaya Islam dan Arab secara keseluruhan. Nama Sharjah juga makin terkenal karena monumen Islam, sekolah, masjid di sana.
Sharjah hingga kini masih memelihara sejumlah kerajinan yang kemudian menjadi usaha mulai dari tembikar, tenun, bordir, belati dan pisau, parfum, pintu ukiran hingga henna. Pemeliharan warisan seni dan kerajinan diyakini menjadi elemen kunci menembus masyarakat UEA.
Kawasan yang terletak 170 kilometer dari Abu Dhabi ini semakin indah dan berkembang setelah dinobatkan menjadi Ibu Kota Kebudayaan Islam. Sejumlah acara budaya dilakukan di sana, mulai dari Cluster of Light yang menjadi perayaan penunjukan Ibu Kota Kebudayaan Islam.
Cluster of Light menampilkan lima pertunjukkan kisah Nabi Muhammad. Pertunjukkan itu merupakan hasil kolaborasi seniman berbakat, pemain teater, sinematografer dan cendekiawan komunitas Arab dan internasional.
Sharjah juga masih menggelar festival membaca anak-anak untuk mengembangkan budaya, keterampilan dan bakat anak sedari dini. Acara tersebut digelar 11 hari mulai dari 15-25 April yang menampilkan 124 penerbit dari 17 negara serta 95 penulis dan seniman dari UEA dan luar negeri.
Dalam acara itu, pemerintah Emirat Sharjah juga pernah mengadakan pameran interaktif yang menampilkan 1001 temuan terkait budaya peradaban Muslim.
Sharjah Biennial juga menjadi salah satu acara seni yang tak bisa ditinggalkan. Pameran seni kontemporer ini sudah digelar di Sharjah sejak 1993 oleh Departemen Seni Budaya dan Infromasi Sharjah yang kemudian diambilalih Sheikha Hoor Al Qasimi pada 2003.
Acara dua tahunan sekali itu bermula diadakan sebagai dukungan kepada seniman muda setempat yang kemudian berkembang menjadi salah satu forum seni nasional dan internasional yang amat dihormati.
Keindahan alam Sharjah juga tak perlu diragukan. Kawasan ini memiliki guruh pasir Al Maliha yang jutaan tahun lalu merupakan lautan. Sehingga, fosil-fosil kerang dan ikan kadang masih bisa ditemukan di sana.
Emirat ini turut memiliki oasis terkenal, salah satunya ialah Dhaid yang menghasilkan buah dan sayur karena kawasannya yang subur. Sharjah amat mudah dijangkau sebab hanya terletak 7 kilometer dari Bandara Dubai. (*)
LIHAT JUGA: