ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Media sangat berperan dalam menginformasikan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki Aceh ke dunia luar.
Sehingga dengannya dapat menarik gairah investor luar untuk berinvestasi di Aceh.
Hal itu disampaikan Nezar Patria (Editor in Chief The Jakarta Post) yang mengupas tentang “Peran Media dalam Mendorong Ekonomi Daerah” dalam seminar daring pada pelantikan pengurus AMSI Aceh periode 2020-2023, di Hotel Kriyad Muray Banda Aceh, Sabtu (8/8/2020).
Putra Aceh yang telah menetap di Jakarta ini menyorot bahwa Aceh pasca MoU Helsinki lebih condong fokus diskusi ke politik dan syariat, sementara diskusi seputar isu ekonomi masih sangat minim.
Sehingga tidak heran bila eksistensi industri besar-menengah di Aceh masih rendah.
Karena itu, ia mendorong pemangku kebijakan dan stakeholders lainnya di Aceh lebih menggairahkan diskusi terhadap sektor rill, yaitu sektor yang bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi di masyarakat.
Menurutnya tidak ada jalan keluar lain selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk menjaga masa depan Aceh pasca berakhirnya Dana Otsus (Otonomi Khusus) dalam beberapa tahun mendatang.
Kemudian apa yang bisa dilakukan oleh media di Aceh?
Menurut Nezar Patria, media bisa menjadi katalisator dalam mempercepat peningkatan gairah ekonomi di Aceh, yaitu bekerjasama dengan pemerintah dalam mendiskusikan kebangkitan ekonomi.
Media juga dapat berperan dalam menginformasikan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki Aceh ke dunia luar, sehingga dengannya dapat menarik gairah investor luar untuk berinvestasi di Aceh.
“Intinya, harus tetap bersikap optimis. Potensi ekonomi bisa menjadi penyelamat untuk Aceh pasca Otsus. Potensi pertanian dan perikananan Aceh sangat luar biasa. Kemudian narkoba, terutama sabu-sabu harus diperangi bersama, karena sabu-sabu di Aceh saat ini sama bahayanya dengan pandemi,” pungkas Nezar Patria.
Seminar ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Zainal Arifin Lubis (Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh) yang mengupas tentang “Peluang dan Tantangan Ekonomi Aceh di Tengah Pandemi”.
Dalam pemaparannya, Arifin Lubis menyampaikan peluang dan tantangan ekonomi Aceh selama pandemi corona.
Menurutnya, Pemerintah Aceh, disamping fokus terhadap penanganan Covid-19 juga harus memperkuat sektor ekonomi.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga peluang ekonomi Aceh tetap tumbuh, apalagi mengingat dalam beberapa tahun ke depan, Otsus Aceh akan berakhir.
Dia memaparkan bahwa saat ini keberadaan industri besar-menengah di Aceh hanya berjumlah 64, terendah di Sumatera.
Karenanya ia menekankan agar Pemerintah Aceh tetap menggaungkan investasi disamping fokus dalam penanganan Covid-19.
“Provinsi Aceh memiliki potensi besar dalam meningkatkan ekonomi karena memiliki sumber alam yang melimpah, baik dari sektor migas maupun sektor pertanian dan perikanan. Karenanya, fokus terhadap pangan – pertanian dan perikanan – juga menjadi salah satu potensi dalam menjaga ekonomi Aceh kedepannya,” pungkas kepala BI Aceh itu.
Sementara Wenseslaus Manggut (Ketua Umum AMSI Pusat) yang mengupas tentang “Dampak Pandemi Terhadap Bisnis Media Online” menekankan kepada media siber yang tergabung dalam AMSI untuk memperbanyak konten terhadap isu-isu di daerah masing-masing, karena menurutnya masyarakat lebih condong terhadap informasi di sekitarnya.
“Informasi local content itu lebih penting, karena masyarakat lebih membutuhkan informasi di sekitarnya ketimbang informasi daerah lain. Bila isu daerah dapat dikemas dengan baik maka dengan sendirinya bisnis media online juga akan bertahan,” tuturnya. (*)