https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Perairan andaman
Freepik.com

ACEHSATU.COM | JAKARTA – Aceh selalu menjadi incaran mata dunia. Apalagi Tanah rencong ini terkenal dengan kekayaan alam yang berlimpah, salah satunya harta karun minyak dan gas (migas) di perairan Andaman.

SKK Migas memiliki strategi untuk mendorong produksi gas lewat sejumlah proyek. Untuk jangka panjang (long term), SKK Migas akan mendorong produksi di perairan Andaman, Aceh.

Tenaga Ahli Lingkungan SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan Andaman terdiri dari beberapa wilayah kerja (WK) migas. Dia mengatakan, penemuan cadangan migas di wilayah tersebut telah menarik perhatian dunia internasional.

Menurut Kemal, para ahli memperkirakan ada cadangan raksasa di wilayah tersebut.

BACA: Wow! Kontrak ‘Harta Karun’ Migas di Aceh Resmi Diteken

“Untuk long term-nya di atas 2028 kita akan melihat dari potensi-potensi eksplorasi, yang paling besar tentunya adalah di Andaman Integrated. Di sana ada beberapa WK yang kemarin temuan dari Timpan 2 itu mengundang banyak atensi dari dunia internasional, dari pada geolog-geolog internasional, yang memperkirakan bahwa di sana bisa ditemukan giant discovery,” terangnya Gas Bumi Menjadi Transisi Energi, Jumat (17/3/2023).

Di penghujung 2022 lalu, Kementerian ESDM sempat menyampaikan perkembangan penemuan cadangan minyak dan gas bumi (migas) di wilayah utara Aceh atau Sumatera Utara. Ladang migas itu mencakup Andaman I, Andaman II, Andaman III dan South Andaman.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, total sumber daya di Andaman mencapai 4,865 miliar barel setara minyak.

“Dapat kami sampaikan untuk total sumber daya area Andaman terakumulasi sebesar 4,86 miliar barel oil equivalent, dengan rincian discovery 260 juta barel equivalent, prospect 1,97 miliar barel equivalent, dan lead 2,63 miliar barel equivalent,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII pada 13 Desember 2022. (*)

“Diagnosa sementara korban mengalami patah tulang rusuk dan mengeluarkan darah dari mulut,” Kepala Kantor Basarnas Banda Aceh Al Hussain kepada wartawan, Jumat (17/3/2023).

Insiden yang dialami Tubilan terjadi di tengah pelayaran dari China menuju Kongo, Kamis (16/3). Saat kejadian, Tubilan melakukan pengecekan dan pekerjaan pada bagian haluan kapal.