https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Petani Kopi Gayo
Seorang petani kopi di dataran tinggi Gayo sedang memetik kopi. Foto Dok. ACEHSATU.com

ACEHSATU.COM | Bener Meriah – Sebanyak lima kampung di Daerah Bener Meriah diresmikan sebagai Desa Devisa Kopi Gayo oleh Asisten II Sekda Aceh, Ir. Mawardi, Rabu (11/1/2023) lalu.

Adapun lima kampung yang dikukuhkan sebagai Desa Devisa Kopi Gayo itu adalah Kampung Waq Pondok Sayur, Kampung Kute Lintang, Kampung Panji Mulia I, kampung Bale Redelong, dan Kampung Sedie Jadi. 

Asisten II Sekda Aceh, Ir. Mawardi mengatakan saat saat acara peresmian Desa tersebut, Kelima kampung itu merupakan penghasil utama kopi di wilayah Bener Meriah.

“Peresmian Desa Devisa Kopi Gayo itu telah melalui kajian matang yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Provinsi Aceh, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan Bank Syariah Indonesia, sebagai penggagas utama kegiatan itu,” sebut Mawardi.

Kopi jenis Arabika yang dihasilkan dari lima kampung itu telah dapat menembus pasar ekspor di berbagai negara.

Untuk itu Kanwil DJKN Aceh, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan BSI, berupaya mendorong agar produktivitas kopi Arabika Gayo dari lima desa ini lebih meningkat lagi melalui sistem pembinaan yang terpadu.

“Pembinaan terpadu yang dimaksud dimulai dari proses produksi hingga proses pemasaran. Dengan demikian devisa yang dihasilkan dari pertanian ini akan lebih besar, sehingga petani juga lebih untung,” tambah Mawardi.

Ir. Mawardi berharap, komunitas petani kopi yang ada di lima desa itu harus segera mempersiapkan diri untuk mendapatkan transformasi pengetahuan terkait pengembangan pertanian yang lebih berkualitas, sebab pihak Kanwil DJKN Aceh, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan BSI akan menurunkan tenaga ahli untuk menjalin kerjasama dengan petani lokal. 

“Dengan transformasi pengetahuan itu diharapkan sistem pertanian kopi di lima desa tersebut lebih maju dan hasil kopi yang diperoleh lebih meningkat,” Tutup Asisten II Sekda Aceh, Ir. Mawardi.