ACEHSATU.COM | Banda Aceh – KPI Aceh bertekad wujudkan penyiaran berbasis syariat dan kearifan lokal di Tanah Rencong.
Dalam upaya membangun sistem penyiaran yang lebih baik di Tanah Rencong Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Aceh bertekad untuk mewujudkan penyiaran berbasis syariat Islam, pendidikan dan kearifan lokal di wilayah Aceh.
Ketua KPI Aceh Faisal Ilyas, Senin, mengatakan upaya tersebut dilakukan melalui diskusi khusus dengan melibatkan kolaborasi antara institusi pendidikan, lembaga penyiaran dan keistimewaan Aceh dalam menjaring ide dan gagasan.
“Melalui acara ini kita juga berharap dapat memperoleh masukan untuk qanun (peraturan daerah) tentang penyiaran,“ kata Faisal Ilyas di Banda Aceh.
Diskusi khusus itu bertema “Kolaborasi Institusi Pendidikan dan Lembaga Keistimewaan Aceh dengan lembaga Penyiaran TV dan Radio”.
Diskusi itu melibatkan Ketua Komisi I DPR Aceh Tgk Muhammad Yunus, dan sejumlah perwakilan lembaga penyiaran di Aceh seperti SCTV, TVRI, Radio Republik Indonesia (RRI), Net TV, Radio Baiturrahman, Radio Three FM, Kompas TV, Trans TV, Trans 7, Radio Mora Aceh dan lainnya.
Selain itu juga hadir perwakilan Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Islam Negeri (UN) Ar-Raniry, STAI Pante Kulu, STIS Nahdhatul Ulama Aceh, Universitas Serambi Mekkah, hingga Majelis Pendidikan Aceh (MPA), Dinas Pendidikan Dayah Aceh, dan Kementerian Agama Aceh.
Dalam diskusi itu, KPI juga melibatkan Kepala Kantor Berita Antara Biro Aceh Azhari yang juga Koordinator Kaukus Waratwan Peduli Syariat Islam (KWPSI) serta perwakilan ormas berbasis pendidikan dan syariat Islam.
Komisioner KPI Aceh Teuku Zulkhairi mengatakan, pihaknya mendiskusikan secara intensif tentang konten ideal isi siaran TV dan Radio yang diangggap memenuhi nilai-nilai pendidikan, syariat Islam dan kearifan lokal di Aceh.
Institusi pendidikan dan lembaga keistimewaan Aceh diharapkan dapat bergerak bersama dengan lembaga penyiaran dalam mewujudkan agenda Aceh dalam bidang pendidikan, syariat Islam dan kearifan lokal.
“Kita juga didiskusikan tentang format kontribusi apa yang bisa diberikan oleh institusi pendidikan dan lembaga keistimewaan Aceh dalam mewujudkan konten isi siaran yang memiliki muatan pendidikan, syariat Islam dan kearifan lokal Aceh,“ katanya.
Ia berharap dengan kolaborasi lintas sektor, maka akan semakin banyak konten isi siaran yang bernuansa pendidikan, syariat Islam dan kearifan lokal dalam dunia penyiaran di Aceh.
Selain itu, para institusi pendidikan juga diharapkan dapat memproduksi konten-konten isi siaran yang edukatif di berbagai flatform media sosial.
“Kita berharap dapat segara menyusun format kerangka kolaborasi antara institusi pendidikan dan lembaga keistimewaan Aceh dengan lembaga penyiaran sehingga konten-konten yang edukatif, syariat Islam dan kearifan lokal dapat semakin diperbanyak di masa depan,” katanya.