Kisah Pilu Korban Banjir Bekasi: Bertahan di Pagar 12 Jam, Makan Kerupuk Hanyut

Cerita pilu datang dari korban banjir di perumahan Kemang IFI Graha, Bekasi. Wanita bernama Nurlaila (55) sempat terjebak banjir dan terpaksa berdiri di atas pagar rumah selama 12 jam sebelum akhirnya dievakuasi.

ACEHSATU.COM – Cerita pilu datang dari korban banjir di perumahan Kemang IFI Graha, Bekasi. Wanita bernama Nurlaila (55) sempat terjebak banjir dan terpaksa berdiri di atas pagar rumah selama 12 jam sebelum akhirnya dievakuasi.

Foto: Korban banjir di Kemang IFI Bekasi (Yoki Alvetro/detikcom)

Perempuan yang biasa dipanggil Bu Dullah ini tidak menyangka air datang begitu cepat dan deras pada Rabu (1/1/2020). Dia menceritakan pada pukul 10.00 WIB air mulai masuk ke rumahnya.

“Kita lagi beres beres, kita pikir tidak setinggi ini, saya tinggal saja,” kata Bu Dullah saat ditemui di rumahnya Jl. Seruling Raya Blok F2, Perumahan Kemang IFI Graha, Jati Sari, Jati Asih, Kota Bekasi, Kamis (2/1/2020).

Saat itu, air mencapai ketinggian hingga 2,5 meter. Untuk menyelamatkan diri, Bu Dullah berdiri di pagar rumah tetangganya agar tidak tenggelam.

“Iya, di situ (menunjuk pagar rumah tetangga),” ucapnya saat ditanya di mana menyelamatkan diri saat air naik.

Pagar lokasi Bu Dullah bertahan di tengah banjir (Yoki Alvetro/detikcom)

Bu Dullah mengaku baru dibawa oleh tim penyelamat untuk dievakuasi sekitar pukul 22.00 WIB. Itu pun menurutnya air sudah mulai surut.

“Air dari sedada, sampai semata kaki. Itu semata kaki saya di pagar, kalau turun saya tenggelam. Semata kaki baru dijemput, udah dingin,” ujar Bu Dullah.

Selama menunggu dievakuasi, Bu Dullah sempat merasa putus asa karena saat ini ia sedang sakit asma. Ditambah lagi ia juga tidak bisa berenang dan kelelahan juga.

“Saya sudah mikir, kalau semakin tinggi air, sudah saya pasrah antara hidup dan mati. Saya perempuan berenang juga nggak bisa. Saya coba renang, ketemu bantal dan terpal gitu kan, tetap saja saya nggak bisa. Saya sudah pasrah, udah keminum air juga, dan masuk kuping dikit,” ungkapnya.

“Setelah itu saya bingung, mudah mudahan air surut gitu aja. Kalau makin tinggi, saya tidak tahu deh nasib saya. Tetangga saya (dua rumah dari rumahnya) itu dah nawarin untuk ke rumahnya, tapi saya bingung mau nyebrangnya,” imbuhnya.

Bahkan, Bu Dullah sempat memakan kerupuk yang hanyut terbawa oleh arus air. Hal tersebut dilakukan agar bisa menahan rasa lapar selama terjebak banjir.

“Sempat ambil kerupuk (dalam plastik) yang hanyut buat dimakan karena laper, itu sorean,” katanya.

Foto: Korban banjir di Kemang IFI Bekasi (Yoki Alvetro/detikcom)

Akhirnya, Bu Dullah bisa dievakuasi sekitar pukul 22.00 WIB. “Jam sepuluhan (malam) lah. Anak saya sudah minta, tapi tidak langsung dikasih,” lanjut Bu Dullah.

Saat ini kondisi Bu Dullah masih kurang sehat. Namun, ia sudah kembali ke rumahnya. Bu Dullah dan keluarganya sedang membersihkan lumpur yang tertinggal akibat banjir. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.