Kisah Dokter di Inggris Suntik Mati 215 Orang, Kasusnya Terbongkar karena Wasiat Palsu

Tepat 16 tahun yang lalu, publik Inggris dihebohkan atas tewasnya Harold Frederick Shipman, seorang pembunuh berantai yang gantung diri dalam sel penjara.

ACEHSATU.COM  – Tepat 16 tahun yang lalu, publik Inggris dihebohkan atas tewasnya Harold Frederick Shipman, seorang pembunuh berantai yang gantung diri dalam sel penjara.

Shipman membunuh lebih dari 200 orang semasa menjalankan praktik sebagai dokter umum di Inggris.

Shipman lahir di Bestwood, Nottingham, pada 1946.

The Guardian menyebut seperti yang selalu terjadi dengan orang-orang yang tumbuh menjadi pembunuh berantai, anak dari seorang sopir truk ini dikenal sebagai penyendiri. Dia sangat dekat dengan ibunya, Vera.

Vera wafat karena kanker paru-paru saat Shipman remaja. Shipman jadi saksi pekan-pekan terakhir ibunya yang harus tergantung pada suntikan morfin untuk mengurangi rasa sakit.

Lepas dari sekolah menengah, Shipman memutuskan masuk pendidikan dokter di Leeds School of Medicine.

Lulus pada 1970, Shipman jadi asisten di rumah sakit umum Pontefract di West Yorkshire.

Izin baginya untuk memulai praktik sebagai dokter umum keluar empat tahun kemudian pada Abraham Ormerod Medical Centre di Todmorden, West Yorkshire.

Di tempat praktik itu pula, Shipman mendapat korban pertamanya. Seorang perempuan bernama Eva Lyons.

Lyons terbunuh pada bulan Maret 1975 pada malam ulang tahunnya yang ke 71. Belakangan atas nama seorang pasien yang sekarat, dia memperoleh cukup morfin untuk membunuh ratusan orang.

Mayoritas korbannya adalah perempuan dewasa hingga lanjut usia.

Yang tertua adalah Anne Cooper yang berusia 93 tahun dan yang termuda adalah Peter Lewis berusia 41 tahun.

Henry McQuay, profesor klinik anestesi Universitas Oxford mengatakan pasien yang disuntik dengan 30 mg atau lebih diamorfin akan mati dalam 10 menit.

Diamorfin bekerja menghentikan pernapasan. “Jika Anda tidak bernapas selama tiga menit maka otak Anda akan kekurangan oksigen dan Anda akan mati,” ujar McQuay seperti yang dikutip BBC.

Kejahatan Shipman akhirnya terungkap setelah aksinya pada Kathleen Grundy. Grundy saat itu berusia 81 tahun.

The Guardian menyebut 24 Juni 1998 pagi mantan wali kota Hyde itu membuat janji dengan Shipman untuk cek darah rutin. Anak perempuan Grundy, Angela Woodruff menyebut ibunya sangat mempercayai dokter pribadinya itu.

Tubuh Grundy yang berpakaian lengkap ditemukan pada pukul tiga jam kemudian di sofa rumahnya oleh dua kawannya.

Mereka cemas karena Grundy tak muncul di acara makan siang klub pensiunannya tanpa memberi kabar. Shipman dipanggil untuk memberi pertolongan menyatakan penyebab kematian itu karena usia tua.

Rupanya Shipman ingin menguasai harta pasiennya yang kaya raya itu. Dia kemudian memalsukan surat wasiat dengan menuliskan, “Aku memberikan semua harta warisan, uang, dan rumahku kepada dokterku,” tulisnya.

“Keluarga saya tidak membutuhkan dan saya ingin menghadiahinya atas semua perawatan yang telah diberikannya kepada saya dan orang-orang Hyde.”

Dengan surat wasiat palsu itu, Shipman mengincar sebuah rumah mewah bernilai 386.402 pound dan beberapa rumah lainnya. Dalam surat itu, dia juga berperan seolah-olah Grundy menginginkan tubuhnya dikremasi setelah meninggal.

Namun ternyata perkiraan Shipman meleset. Jenazah Grundy oleh keluarganya tidak dikremasi. Woodruff pun curiga kematian ibunya tidak wajar dengan munculnya surat wasiat tersebut.

Kubur Grundy pun dibongkar lima bulan setelah kematian untuk keperluan autopsi. Ternyata dalam jaringan ototnya ditemukan kandungan morfin yang tinggi.

Kuburan sejumlah pasien Shipman yang wafat kemudian dibongkar.

Dia akhirnya ditahan atas tuduhan pembunuhan pada September 1998.

Awal Januari 2000, Shipman dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kejahatan yang dilakukan.

Hasil investigasi yang diumumkan dua tahun kemudian menyebut Shipman telah membunuh paling kurang 215 orang.

Psikiater Richard Badcock seperti yang dikutip The Guardian mengatakan Shipman telah menunjukkan gejala ‘nekrofilia klasik’, orang yang menikmati semacam kepuasan seksual saat melihat seseorang mati di tangannya. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.