Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mengomentari rencana pembangunan masjid dan Museum Sejarah Nabi Muhammad di lahan reklamasi Ancol, Jakarta Utara.

ACEHSATU.COM – Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mengomentari rencana pembangunan masjid dan Museum Sejarah Nabi Muhammad di lahan reklamasi Ancol, Jakarta Utara. KIARA menyebut ada politisasi agama untuk legitimasi proyek tersebut.

Lokasi pembangunan Museum Nabi di Ancol (Pradita Utama/detikcom)

Sekretaris Jenderal KIARA Susan Herawati membandingkan tindakan itu dengan reklamasi Pantai Losari di Makassar, Sulawesi Selatan. Susan menyebut hal ini hanya untuk mencari simpati.

“Ada isu agama yang dimainkan oleh Anies dalam proyek reklamasi Ancol. Hal ini dilakukan untuk membungkam kritik dan protes dari masyarakat. Pengalaman di Pantai Losari, masjid yang dibangun di tengah-tengah pulau reklamasi gagal total. Masjid itu tak jadi apa-apa sekarang. Adalah sangat bahaya jika agama jadikan alat legitimasi untuk proyek reklamasi,” ucapnya. Seperti dikutip detikcom.

Selain itu, Susan menegaskan, secara legal, Kepgub No 237 Tahun 2020 tidak memiliki payung hukum. “Bahkan, jika dilihat dari perspektif hukum pesisir dan laut yang merujuk kepada UU No 27 Tahun 2007 juncto UU 1 Tahun 2014, proyek ini tidak sesuai dengan UU yang sangat detail mengatur ruang pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil ini,” ucapnya.

Soal klaim proyek tersebut dapat mencegah banjir, KIARA meragukannya. “Jakarta bisa bebas banjir bukan dengan proyek reklamasi, tetapi dengan menyetop pembangunan gedung-gedung tinggi yang mengekstraksi air tanah. Ini kecacatan ketiga,” katanya.

Penjelasan Anies

Pemprov DKI Jakarta menegaskan Museum Sejarah Nabi di Ancol akan dibangun di atas lahan reklamasi. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim museum ini bakal jadi museum sejarah Nabi yang terbesar di luar Saudi Arabia.

“Museum ini akan menjadi museum terbesar tentang sejarah Nabi di luar Saudi Arabia,” kata Anies dalam siaran YouTube Pemprov DKI Jakarta seperti dilihat detikcom, Sabtu (11/7).

Anies mengatakan Museum Sejarah Nabi akan menggunakan lahan seluas 3 hektare dari ratusan hektare yang sudah disiapkan. Museum itu akan dibangun di tepi pantai dari kawasan wisata Ancol.

“Di kawasan ini akan di ambil 3 hektare dari 120 hektare yang direncanakan, dari 20 yang sudah ada hanya 3 hektare untuk membangun Museum Sejarah Nabi. Museum sejarah Nabi ini akan menjadi museum yang dibangun di tepi pantai, bagian dari kawasan Ancol,” ucap Anies.

Kemudian, Anies juga menjawab kritik publik yang mempertanyakan mengapa museum itu harus dibangun di kawasan perluasan Ancol. Menurutnya, kawasan wisata Ancol itu merupakan bagian dari rencana pengembangan kawasan wisata di Jakarta. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.