ACEHSATU.COM | ACEH BESAR – Himpunan Mahasiswa Aceh Besar (HIMAB) menggelar kegiatan DIPIKIR NGOPI “Dialog Pikiran Ngobrol Pintar” yang bertempat di Kedai Kupi Barika – Lambaro Kafe, Aceh Besar, Sabtu (31/12/2022.
Dialog dengan tema “Jaminan dan Kesejahteraan Dunia Pendidikan untuk Masyarakat dari Pemerintah Aceh Besar di masa Kepemimpinan Penjabat Bupati Aceh Besar” diikuti oleh mahasiswa dan pemuda se-Aceh Besar.
Tampil sebagai pembicara Pj Bupati Aceh Besar yang diwakili oleh PLT Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar Agus Jumaidi, M. Pd, Ketua MPD Aceh Besar Prof. Dr. Mustanir, M.Sc, Wakil Ketua Komisi V DPRK Aceh Besar Muslim, SE dan pengamat sosial dan politik Usman Lamreung.
Koordinator kegiatan, Isratullah mengaku bahwa kegiatan ini penting untuk dilaksanakan mengingat HIMAB sebagai lembaga penyeimbang antara masyarakat dengan pemerintah.
Selanjutnya ia menambahkan tujuan kegiatan ini digelar untuk membuka ruang dialog dengan pihak terkait jaminan dan kesejahteraan pendidikan di Aceh Besar.
Berdasarkan hasil kajian Himab berbagai persoalan mendasar di Aceh Besar terkait dengan dunia pendidikan patut untuk dicermati diantaranya progres Qanun Aceh Besar Nomor 1 Tahun 2022 terkait Sistim Pendidikan Terpadu dan Rancangan Qanun Satu Gampong Satu Hafidz, penguasaan teknologi tingkat pelajar dan mahasiswa yang masih minim, desentralisasi pendidikan di Aceh Besar.
Selain itu kurangnya minat siswa dan kemampuan finansial keluarga mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ketiadaan beasiswa dan tidak ada skala prioritas hak-hak tenaga pengajar (kontrak/honorer).
Sementara itu, Ketua Umum HIMAB, Dias Rahmatullah menyampaikan dibutuhkan sentuhan intens dari Pemkab melalui dinas terkait terhadap substansi permasalahan pada tenaga pengajar dan pelajar di Aceh Besar.
“Ketiadaan beasiswa untuk mahasiswa juga menjadi pertanyaan mendasar yang terkesan pemkab seolah-olah lepas tangan terhadap program penunjang mahasiswa Aceh Besar,” ujarnya.
PLT. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Jumaidi mengatakan bahwa DISDIKBUD Aceh Besar selalu welcome terhadap peran mahasiswa dalam mendorong sistem pendidikan di Aceh Besar agar lebih maju.
Ia juga menuturkan bahwa perlunya kolaborasi dari semua stakeholder yang ada di wilayah Aceh Besar agar permasalahan ini bisa di selesaikan secara menyeluruh.
Disisi lain, Mustanir yang hadir sebagai Ketua MPD Aceh Besar membantah minimnya SDM yang dimiliki pelajar Aceh Besar. Beliau mengatakan bahwa siswa/i saat ini sudah sangat lihai dalam mengotak-atik gadgetnya.
Terkait mahasiswa yang memiliki keinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi khususnya dalam kategori kurang mampu, Mustanir mengungkapkan pihaknya saat ini tengah merumuskan rencana agar langkah mereka menuju perguruan tinggi bisa diwujudkan sesuai harapan.
Pada kesempatan tersebut Wakil Ketua Komisi V, Muslim memberikan keterangan pada permasalahan guru PPPK yang dinyatakan lulus tes sampai saat ini belum ada kejelasan soal SK. Mudah-mudahan Januari 2023 ini dapat direalisasikan.
Sedangkan Usman Lamreung sosok pengamat Aceh Besar menyampaikan bahwa berbicara tentang pendidikan maka berbicara tentang kesejahteraan semua unsur yang ada didalam pendidikan.
“Tenaga pengajar penting untuk dipertimbangkan mengingat sosok inilah yang akan melahirkan pelajar yang unggul. Keterlibatan para akademisi dari perguruan tinggi dalam merancang kebijakan pemerintah daerah sangat perlu untuk menemukan solusi yang tepat,” tandas Usman. []