https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

min 2 banda aceh
Atap bangunan MIN 2 Banda Aceh yang roboh (Agus Setyadi/detikSumut)

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Polisi menetapkan tiga tersangka terkait robohnya atap gedung MIN 2 Banda Aceh yang menyebabkan belasan siswa terluka. Salah satu tersangka dalam kasus itu adalah kepala sekolah berinisial NR.

“NR (48) merupakan kepala sekolah selaku penanggung jawab terkait dengan proses belajar mengajar yang berlangsung pada saat kejadian tersebut,” kata Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh Kompol M Ryan Citra Yudha kepada wartawan, Senin (19/9/2022).

Ryan mengatakan, penetapan tersangka dilakukan setelah ditemukannya dua alat bukti yang cukup. Selain NR, polisi juga menetapkan Ketua Komite Sekolah berinisial MDM (50) sebagai tersangka.

MDM dijadikan tersangka karena pembangunan yang dilakukan menggunakan anggaran komite. MDM juga disebut meminta IS (60) untuk mencari pekerja untuk pembangunan gedung sekolah.

Menurut Ryan, IS diberikan mandat untuk melakukan pembangunan sekolah. Proses pembangunan disebut tidak menerapkan aturan keselamatan kesehatan kerja (K3) atau sistem manajemen keselamatan kontruksi (SMKK).

“Lokasi pekerjaan tersebut tidak dipasang rambu-rambu keselamatan sesuai identifikasi bahaya dan pagar pengaman proyek,” ujarnya.

Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 360 KUHP tentang kelalaiannya menyebabkan orang lain luka berat, di mana NR dijerat pasal 360 KUHP, MDM dijerat Pasal 360 Jo Pasal 56 KUHP dan IS dijerat Pasal 360 Jo Pasal 55 KUHP.

Sebelumnya, atap balai pengajian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Banda Aceh roboh menimpa siswa yang sedang belajar mengaji. Atap itu roboh setelah tertimpa beton segitiga kuda-kuda di gedung samping yang sedang dibangun.

“Tadi anak-anak lagi ngaji, tiba-tiba terdengar suara rupanya segitiga di atas itu jatuh menimpa atap,” kata seorang guru MIN 2 Banda Aceh Syarifah kepada wartawan, Kamis (11/8).

Atap yang menimpa siswa merupakan atap bangunan balai pengajian atau balee beut. Bangunan berlantai dua tersebut tingginya setengah dari gedung sebelah yang sedang dibangun.

Bangunan balai pengajian itu menempel di gedung yang sedang dibangun. Saat kejadian, sejumlah siswa kelas 3 sedang mengajar mengaji.

“Tadi lagi jam diniyah. Kita anggap kejadian ini sebagai musibah,” jelas Syarifah. (*)