Kepala BEI Perwakilan Aceh Dorong UMKM untuk Go Public

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Modal menjadi salah satu kendala yang dihadapi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan bisnis. Dalam hal ini, pemerintah sudah menyediakan berbagai instrumen dalam memajukan UMKM. Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Aceh, Thasrif Murhadi, mengatakan selain perbankan, ada opsi pendanaan lain yang bisa dioptimalkan bagi UMKM … Read more

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Modal menjadi salah satu kendala yang dihadapi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan bisnis. Dalam hal ini, pemerintah sudah menyediakan berbagai instrumen dalam memajukan UMKM.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Aceh, Thasrif Murhadi, mengatakan selain perbankan, ada opsi pendanaan lain yang bisa dioptimalkan bagi UMKM yaitu memanfaatkan akses pembiayaan dari pasar modal.

“Saat ini masih sedikit UMKM di Indonesia, khususnya Aceh yang memanfaatkan akses melalui pasar modal. Untuk itu, kita mendorong UMKM di Aceh supaya ada yang go public” kata Thasrif saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pitching Deck Kemitraan UMKM dengan Pelaku Usaha Besar, di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Jumat, 26 November 2021.

Thasrif menyebutkan ada empat opsi pendanaan, pertama pinjaman bank. Pinjaman bank rata-rata tenor 4-5 tahun, akses jumlah pendanaan relatif terbatas dan dibatasi oleh debt to equity ratio. Kedua, tambahan suntikan modal dari existing shareholder.

“Yang kedua ini, pendanaanya dikondisikan cashflow induk, tidak dibatasi tenor dan pengembalian dividen yang fleksibel,” ungkapnya.

Kemudian, lanjutnya, yang ketiga penawaran umum obligasi atau sukuk. Tenornya mulai 1 hingga 10 tahun, akses jumlah pendanaan lebih luas dan dibatasi oleh debt to equity ratio. Terakhir, keempat alternatif Penawaran umum saham ajak publik.

“Kita ajak publik untuk investasi di perusahaan kita. Ini kriteria, akses pendanaan luas, tidak ada tenor dan pengembaliannya dari deviden,” tutur Thasrif.

Thasrif menyampaikan Indonesia Public Offering (IPO) bukan hanya untuk perusahaan besar, namun bisa juga untuk UMKM. Justru, dengan IPO UMKM tersebut berpotensi untuk semakin maju dan bisnisnya bisa scale up.

“Selama Covid-19, minat perusahaan untuk IPO tidak surut. Target tahun ini 70 perusahaan yang IPO,” tegas Thasrif.

Ia menjelaskan saat ini total perusahaan tercatat di bursa 755 saham dan 125 obligasi. Dana dari pasar saham yang beredar Rp8,3 triliun. “Itu belum termasuk obligasi dan beberapa instrumen lain belum masuk. Semua jika ditotalkan ada Rp32 triliun,” tambahnya.

Manfaat go public, ungkap Thasrif, pendanaannya tidak terbatas, dapat meningkatkan kinerja, meningkatkan citra perusahaan, profesionalisme dan loyalitas karyawan, likuiditas untuk pemilik karyawan dan investor, mempercepat penerapan GOG, menciptakan kemandirian perusahaan, insentif pajak, mendapatkan mitra usaha strategis, meningkatkan nilai perusahaan, dan menjaga keharmonisan perusahaan keluarga.

“Sekarang bisa menggunakan elektronik untuk go public. Setelah terdaftar nanti akan dilakukan road show, sesuai kebutuhan. IPO salah satu kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia,” tutunya. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.