ACEHSATU.COM | LANGSA – Tiga anak buah kapal (ABK) kargo KM Frikenra yang berangkat dari Langsa, Aceh tujuan Thailand ditemukan terapung di Perairan Malaysia. Ketiganya sempat dinyatakan hilang kontak.
“Kapal berangkat dari Perairan Langsa menuju Pelabuhan Kantang, Thailand pada 27 Mei sekitar pukul 07.32 WIB. Kapal diperkirakan tiba di sana pada 28 Mei sekitar pukul 13.00 WIB tapi hingga tanggal 29 Mei, kapten kapal tidak melaporkan keberadaannya,” kata Kepala Basarnas Banda Aceh Budiono kepada wartawan, Selasa (31/5/2022).
Budiono mengatakan, pemilik kapal sempat mencari tahu keberadaan KM Frikenra termasuk ke Pelabuhan Kantang. Namun kapal kayu yang membawa lima kru itu tidak diketahui keberadaannya.
Pemilik kapal kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Pos Sar Langsa diteruskan ke Basarnas Banda Aceh. Upaya pencarian dilakukan dengan menyisir area 34 mil di Perairan Selat Malaka di Aceh Timur.
Pencarian hari pertama pada Minggu 29 Mei tidak membuahkan hasil. Sehari berselang, Basarnas Banda Aceh mendapat informasi dari nelayan Pangkalan Brandan, Sumatera Utara terkait penemuan tiga orang terapung di Perairan Langkawi, Malaysia.
Budiono menjelaskan, ketiga orang tersebut diselamatkan nelayan Malaysia lalu diserahkan ke nelayan Pangkalan Brandan yang sedang melintas. Dari tiga orang tersebut, dua di antaranya warga Medan yakni Khoiruddin (31), Junaidi (37).
Sedangkan satu orang lagi Muhammad Ikhsan (27) asal Langsa. Setelah penemuan tersebut, Basarnas Banda Aceh berkoordinasi dengan MRCC Putra Jaya Malaysia untuk mencari korban di Perairan Malaysia.
“Ketiga korban tersebut dipastikan awak dari kapal Km Frikenra yang tenggelam,” jelas Budiono.
Menurut Budiono, tim gabungan masih mencari dua ABK yang belum ditemukan yakni Suratman dan Muhammad Yusuf asal Medan. Pencarian melibatkan KN SAR Kresna serta kapal dari Malaysia.
“Basarnas pusat telah melakukan e-broadcast kepada kapal-kapal yang melintas serta berkoordinasi dengan ILO TNI di Penang, dikarenakan lokasi penemuan ketiga korban selamat pada wilayah Perairan Langkawi Malaysia,” ujar Budiono. (*)