https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Pelecehan seksual eks manajer Chelsea
ILUSTRASI - Skandal pelecehan eks manajer Chelsea, Avram Grant terhadap sejumlah jurnalis perempuan.

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Jurnalis Wanita Ungkap Skandal Eks Manajer Chelsea: Diminta Buka Baju, Lalu..

Pria berkebangsaan Israel yang pernah berperan sebagai manajer Chelsea, Avram Grant, dilaporkan terlilit skandal pelecehan seksual.

Grant disebut melakukan pelecehan terhadap sejumlah jurnalis wanita yang pernah berinteraksi dengannya.

Melansir pemberitaan detikcom, salah satu sosok manajer Chelsea di era Roman Abramovich sedang tersandung kabar skandal pelecehan seksual, dengan sejumlah jurnalis perempuan jadi korban.

Masih ingat dengan nama Avram Grant? Sebelum ada sukses Roberto Di Matteo dan Thomas Tuchel mengantar Chelsea juara Liga Champions, Grant-lah yang menjadi juru taktik pertama yang mengantar the Blues ke final ajang itu.

Grant, yang disebut-sebut juga kawan dekat Roman Abramovich si bos Chelsea, menangani klub London itu pada periode September 2007-Mei 2008 untuk menempati posisi yang sebelumnya diisi Jose Mourinho.

Pria 66 tahun asal Israel itu juga mampu membawa Chelsea ke final Piala Liga Inggris dan bersaing di Premier League hingga laga pamungkas musim 2007/2008, tapi kemudian kontraknya tidak diperpanjang klub.

Logo Chelsea
Foto Logo Chelsea. | Eks manajer Chelsea dituding melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah jurnalis wanita

Selain Chelsea, Avram Grant juga pernah melatih klub Inggris lain seperti Portsmouth dan West Ham. Karier melatihnya juga diisi periode melatih di Maccabi Haifa, Maccabi Tel Aviv, Partizan Belgrade, juga timnas Israel dan timnas Ghana.

Nah, baru-baru ini muncul rumor mengenai dugaan tindakan tak patut dari Avram Grant. Secara spesifik, dugaan pelecehan seksual. Sebuah media pun langsung melakukan penyelidikan mandiri.

Dilansir RT.com dari Times of Israel, yang mengutip investigasi sebuah acara televisi setempat dengan tajuk ‘Exposure’, Grant dituding melecehkan sejumlah jurnalis perempuan yang pernah berinteraksi dengan dirinya.

Salah satu insiden itu disebutkan terjadi pada tahun 2020. Korbannya adalah seorang jurnalis perempuan, yang ketika itu masih 22 tahun. Ia diundang datang ke apartemen Grant untuk melakukan wawancara.

“Ia bilang kepadaku, ‘Buat dirimu nyaman sepeti di rumah sendiri. Buka baju’. Aku pikir ia bercanda,” kata si jurnalis.

“Aku duduk jauh dari dirinya, di tepi sofa. Ia kemudian minta aku mendekat dan berusaha memelukku, memegangiku kuat-kuat dan tidak mau melepaskanku.”

“Aku merasa tak nyaman, ia juga menaruh tangannya di pahaku dan aku langsung minta agar ia memindahkan tangan. Setelah beberapa detik mengobrol, ia melingkarkan jari-jemarinya di leherku, seperti hendak mencekikku, menarik kepalaku agar mendekat dan berusaha untuk menciumku,” tutur jurnalis perempuan itu.

Disebutkan bahwa ada klaim-klaim serupa mengenai tindak pelecehan seksual dari Avram Grant kepada jurnalis-jurnalis perempuan lain.

Salah satunya mengklaim bahwa Grant bahkan sudah sampai membuka bajunya minta agar dilayani secara seksual. Si jurnalis, yang merasa jiwanya terancam, dengan enggan akhirnya mengiyakan.

“Aku sudah bilang tidak, tapi ia terus saja ngotot… Aku merasa harus melayaninya agar ia melepaskanku.”

Tudingan itu lantas sudah direspons Avram Grant. Ia tidak dengan tegas menyanggah tudingan pelecehan seksual tersebut.

Dalam pernyataannya, Grant pertama-tama menegaskan dirinya adalah figur yang selalu berusaha menghormati orang lain, khususnya perempuan. Ia pun minta maaf jika ada yang merasa tidak nyaman dengan tindakannya.

“Dalam hidupku, secara personal maupun profesional, aku selalu memprioritaskan tetap jadi manusia yang baik dan menghormati semua orang, siapa pun mereka. Itu lebih penting dari kesuksesan atau pencapaian apa pun,” kata Grant.

“Aku adalah sosok yang dekat dengan sesama, pria yang menjunjung tinggi pertemanan. Dan selama bertahun-tahun, aku sudah menjaga hubungan baik dengan perempuan.”

“Di dalam menjalani semua hubungan tersebut, aku sudah berusaha amat keras untuk memperlakukan mereka dengan penuh rasa hormat sebagai seorang teman, dan tidak pernah punya niat untuk memperlakukan mereka dengan buruk atau bahkan melukai perempuan mana pun.”

“Siapa saja yang merasa tidak nyaman atau terluka oleh sikapku, aku menyesalinya dan minta maaf dari lubuk hati yang paling dalam,” tuturnya. (*)