https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Foto: Rachman Haryanto

ACEHSATU.COM | JAKARTA – Kuartal III-2020 akan menjadi penentu apakah ekonomi Indonesia masih ke jurang resesi atau tidak. Itu artinya pemerintah hanya memiliki waktu kurang dari 1 bulan untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri menyatakan, pemerintah belum menyerah dengan ancaman resesi. Sisa waktu 1 bulan akan dimaksimalkan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang positif di kuartal III-2020.

Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan titah agar jangan menyerah selama sisa waktu masih ada.

“Presiden beberapa waktu lalu mengatakan, ayo kita lakukan yang terbaik. Untuk memastikan di triwulan ini kita dapat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” terangnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/9/2020).

Budi menjelaskan, secara hitung-hitungannya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar US$ 1 triliun atau setara Rp 14.500 triliun. Jika dibagi per kuartal secara rata, maka PDB RI tiap kuartal sekitar Rp 3.600 triliun.

Nah, jika di kuartal II-2020 ekonomi RI terkontraksi 5,32% artinya PDB Indonesia turun 5,32% dari Rp 3.600 triliun. Budi mengartikan perputaran roda ekonomi RI sepanjang kuartal II-2020 kemarin berkurang Rp 180 triliun.

“Jadi yang kita bicarakan adalah 5% dari Rp 3.600 triliun, artinya sekitar Rp 180 triliun. Jadi kalau kita bisa kucurkan dana Rp 180 triliun setiap kuartal, maka itu menutup sama persis minus 5% PDB tadi. Itulah target kita,” terangnya.

Dengan kata lain, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mengucurkan dana sekitar Rp 180-200 triliun ke masyarakat untuk mendorong roda perekonomian agar mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif. Setidaknya capaian di kuartal III-2020 tidak lagi negatif.

“Untuk memastikan kita bisa menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutupnya. (*)