https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Tsunami Aceh 2004
Museum Tsunami (Foto: ANTARA FOTO/AMPELSA)

Tsunami Aceh 2004

ACEHSATU.COM | JAKARTA – Isu soal tsunami di Aceh pada 2004 sebagai bagian dari konspirasi mencuat dan ramai diperbincangkan kembali. Isu tersebut ditepis mentah-mentah ahli kegempaan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dr Daryono, memaparkan bukti ilmiah soal peristiwa tsunami di Aceh. Diketahui, tsunami di Aceh terjadi pada 26 Desember 2004 yang berawal dari gempa magnitudo (M) 9,3 yang terjadi di Samudra Hindia.

Dalam sebuah posting-an di media sosial (medsos), disebutkan gempa tersebut sebagai rekayasa senjata thermonuklir dari negara adidaya untuk tujuan tertentu.

Di posting-an tersebut, disoroti soal perubahan-perubahan data magnitudo dan posisi episentrum gempa.

Daryono menepis isu konspirasi terkait tsunami di Aceh tersebut.

Dia memaparkan soal analisis, proses, hingga dampak yang terjadi dari peristiwa yang diawali gempa besar tersebut.

"Bukti bahwa guncangan dahsyat di Aceh 2004 dipicu oleh gempa tektonik adalah munculnya serangkaian gempa susulan yang sangat banyak di sepanjang jalur Megathrust Andaman-Nicobar pasca-gempa utama," kata Daryono dalam keterangan yang dilansir detikcom, Senin (22/3/2021).

"Jika tsunami dipicu ledakan nuklir maka tidak ada rekaman gempa susulan yang sangat banyak yang terjadi hingga lebih dari setahun kemudian. Jika tsunami dipicu oleh ledakan nuklir, maka tidak akan ada rekaman gempa susulan tersebut hingga periode yang sangat lama," tambahnya.

Tsunami Aceh 2004
Museum Tsunami (Foto: ANTARA FOTO/AMPELSA)

Berikut ini sejumlah fakta terkait peristiwa gempa besar dan tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004:

Gempa bumi yang memicu tsunami tersebut terjadi pada 26 Desember 2004 pukul 07.58.53 WIB. Episentrum gempa berada di lepas pesisir barat Sumatera yang berada di antara Pulau Simeuleu dan daratan Sumatera. BMKG menyebut gempa berkekuatan magnitudo 9,1-9,3 SR itu setara dengan 1.500 kali bom atom Hiroshima.

Gempa bumi ini merupakan gempa bumi terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan mempunyai durasi terlama sepanjang sejarah, sekitar 8 sampai 10 menit. Dan gempa bumi Aceh tersebut juga menimbulkan bencana tsunami dengan ketinggian mencapai hingga 30 meter. Akibat peristiwa ini, sekitar 200 ribu orang meninggal dunia di Indonesia. Warga di negara Sri Lanka hingga India pun ada yang menjadi korban jiwa.

Simak penjelasan lengkap BMKG soal bantahan isu gempa dan tsunami Aceh dipicu ledakan nuklir di halaman selanjutnya.