ACEHSATU.COM | Banda Aceh – Belakangan terakhir kasus Konflik manusia dan gajah masih marak terjadi di beberapa wilayah di Aceh. Bahkan ada yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
Dalam kasus terbaru yang terjadi beberpa hari yang lalu, seorang pekebun dilporkan meninggal dalam kondisi mengenaskan setelah diinjak gajah liar di Gampong Pako, Kecamatan Keumala, Pidie.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto mengungkapkan bahwa, pihaknya sedang membangun tata kelola pergerakan satwa liar dengan berbagai pihak, agar konflik manusia dan gajah bisa segera diatasi.
“Tata Kelola ini tidak bisa dilaksanakan secara parsial, semua harus bersinergi biar persoalan ini bisa ditangani,” sebut Agus Arianto saat dikonfimasi, Senin (31/10/2022).
Agus Arianto mengklaim, selama ini BKSDA selalu mengambil tindakan untuk menghalau gajah liar Kembali ke hutan, dan juga turut memasang GPS Kolar serta melakukan penanganan lainnya agar satwa dilindungi itu tidak masuk ke kebun warga.
Seperti misalnya di Pidie, menurut Agus Conservation Response Units (CRO) yang ada di sana juga selalu menghalau gajah-gajah yang berkeliaran di areal perkebunan.
“CRO kalau ada informasi kita halau, dan kewenangan kita terbatas, makanya perlu ada sinkronisasi program,” tutup Agus Arianto.