https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Rokok Penyumbang Terbesar Kemiskinan
Kepala Bappeda Aceh, T Ahmad Dadek. Istimewa

ACEHSATU.COM | MEULABOH — Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh, Teuku Ahmad Dadek, menjelaskan enam strategi menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Aceh.

“Cara yang pertama dengan mengurangi beban penduduk miskin,” kata Ahmad Dadek saat menghadiri Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Aceh Barat Tahun 2024 di GOS Aceh Barat di Meulaboh, Kamis (30/3/2023).

Pada 2021 angka kemiskinan di Aceh berada di angka 15,53 persen, dan pada tahun 2022 turun di angka 14,75 persen atau turun sebesar 0,75 persen dalam kurun waktu selama satu tahun.

Penurunan angka kemiskinan di Aceh selama kurun waktu 20 tahun juga telah berhasil dilakukan Pemerintah Aceh dengan berbagai langkah dan upaya yang telah dilakukan selama ini.

BACA: Lihat Daftar Terbaru Provinsi Termiskin di Indonesia, Aceh Masih Teratas di Sumatera!

Menurutnya, cara yang pertama tersebut diantaranya seperti pemberian subsidi BBM, pemberian subsidi listrik, memberi bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), serta sejumlah subsidi lainnya seperti yang selama ini dilakukan pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat miskin.

Cara ini, kata Teuku Ahmad Dadek, dapat ditiru oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dengan membuat Peraturan Bupati Aceh Barat agar di setiap desa memiliki kegiatan subsidi, contohnya pembagian subsidi listrik berupa voucher sebesar Rp50 ribu selama dua bulan kepada masyarakat miskin, untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat, atau kegiatan subsidi lainnya untuk membantu masyarakat miskin.

BACA: Sosok Nek Sapiah, Potret Kemiskinan di Pelosok Kabupaten Aceh Utara

Kedua, kata dia, meningkatkan pendapatan masyarakat miskin tentunya dengan memberikan bantuan modal usaha, seperti pemberian bantuan ekonomi, bantuan UMKM, serta bantuan kepada masyarakat miskin.

Ketiga, meningkatkan kapasitas masyarakat miskin, di antaranya seperti memperbanyak pelatihan kerja kepada masyarakat miskin, dan kalau bisa ada pemberian bantuan peralatan kerja, serta sejumlah pelatihan lainnya.

Keempat, menekan biaya transaksi ekonomi tinggi kepada masyarakat di Aceh Barat, di antaranya membuka jalan produksi, jalan usaha tani, membuka jalan terisolir sehingga memudahkan masyarakat menjual aneka hasil kebun atau menjual ternak ke pusat kecamatan atau perkotaan.

Kelima, kata dia, menjaga stabilitas harga diantaranya untuk melakukan penurunan angka inflasi, dan pemerintah daerah harus sering menggelar operasi pasar di masyarakat, termasuk menggelar pasar murah, serta memberikan subsidi ongkos angkut agar harga jual bahan pokok tidak mengalami kenaikan.

Yang keenam, kata Teuku Ahmad Dadek yaitu berupa sektor penanggulangan bencana diantaranya seperti, perlu menempatkan uang agar pemerintah daerah bisa bisa membantu masyarakat korban bencana, dengan memberikan bantuan keuangan agar masyarakat yang terdampak bencana bisa bangkit secara ekonomi.

Menurut Teuku Ahmad Dadek, keenam cara tersebut dinilai sangat efektif untuk menurunkan angka kemiskinan di Aceh termasuk di Kabupaten Aceh Barat, karena dapat berdampak langsung manfaatnya kepada masyarakat dan daerah, demi mengatasi kemiskinan di daerah. (*)