Masjid Al-Aqsa
Rasulullah SAW mengabarkan akan datangnya seorang pemimpin yang namanya sama seperti nama beliau. Foto ilustrasi/Ist

ACEHSATU.COM Baitul Maqdis atau Al-Haram Asy-Syarif (Tanah Suci yang mulia) kerap digunakan untuk merujuk kepada Masjid Al-Aqsha yang terletak di Kota lama Yerusalem, Palestina. Ada dua pahlawan pembebas Baitul Maqdis yang tercatat dalam sejarah Islam. Siapakah pahlawan berikutnya?

Untuk diketahui, Kota Tua Yerusalem adalah tempat yang disucikan umat Islam, Yahudi, dan Kristen karena di dalamnya terdapat banyak bait suci yang sama-sama diyakini ketiga agama. Yerusalem disebut juga Al-Quds, salah satu kota tertua di dunia. Sejak zaman dulu, kota ini berulang kali direbut, ditaklukkan, dihancurkan dan dibangun kembali oleh berbagai pihak.

Bagi umat muslim, Kota Tua Yerusalem adalah tempat yang sangat dimuliakan karena di sana terdapat Baitul Maqdis (Masjid Al-Asqsha). Kompleks Masjid Al-Aqsha memiliki luas 144.000 meter persegi dan pernah menjadi kiblat pertama sebelum dialihkan ke Masjidil Haram Makkah. Di dalamnya terdapat Masjid Kubah Batu (Kubah As-Shakrah atau Dome of the Rock), Masjid Al-Qibli atau Masjid Jamik Al-Aqsha, Mushalla Al-Marwani, Kubah Silsilah, Kubah Mikraj Nabi, Al-Mawazin, Museum Islam dan situs lainnya.

Selain kiblat pertama, Al-Aqsha pernah menjadi pijakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika naik ke langit saat peristiwa Isra’ Mi’raj. Beliau juga pernah mengimami sholat bersama para Nabi dan Rasul ketika Isra’ Mikraj.

Sedangkan menurut Yahudi, Al-Aqsha adalah tempat berdirinya Bait Suci pada masa lalu yang dibangun oleh Nabi Sulaiman (Salomo) putra Nabi Daud pada tahun 957 SM. Di kawasan ini juga terdapat Kotel atau dinding ratapan, atau Tembok Barat, sisa dari dinding tempat berdirinya Bait Suci zaman dulu.

Bagi umat Kristiani, di sekitar Al-Aqsha terdapat Gereja Makam Kudus, sebuah tempat ziarah penting bagi penganut Kristen di seluruh dunia. Tempat itu dikaitkan dengan kisah kematian Yesus, penyalibannya dan kebangkitannya.

Masjid Al-Aqsha menjadi tempat yang disucikan ketiga agama karena berkaitan juga dengan para Nabi yang diutus kepada kaum Bani Israel. Kini, semua mata tertuju kepada Al-Aqsha menyusul agresi Israel kepada warga Palestina.

Perang ini dipicu oleh tindakan semena-mena Israel yang mengevakuasi paksa warga Palestina dari rumah-rumah mereka di Kota Sheikh Jarrah. Menyusul kemudian kekerasan tentara Israel kepada warga muslim Palestina yang sedang beribadah. Bahkan tentara dan polisi Israel merusak pintu Masjid Al-Aqsha dan memasukinya tanpa membuka alas kaki.

Seperti dikutip dari Sindonews.com, berikut dua pahlawan pembebas Baitul Maqdis

Dua Pahlawan Pembebas Baitul Maqdis

1. Sayyidina Umar Bin Khattab

Sayyidina Umar Bin Khattab

Sayyidina Umar Bin Khattab mengambil alih Yerusalem (Al-Quds) dari tangan Romawi Timur pada masa kepemimpinannya sebagai Amirul Mukminin pada Tahun 637 M. Perang Yarmuk terjadi pada akhir tahun ke-13 Hijriyah bertepatan pada masa peralihan Khalifah Abu Bakar kepada Umar Bin Khattab radhiyallahu ‘anhuma.

Inilah satu saltu perang terbesar pasukan muslim melawan Kerajaan Romawi Timur (Byzantium). Usai perang, pasukan muslim mendapat kemudahan menaklukkan seluruh kota-kota di negeri Syam. Amru bin Ash di bawah komando Abu Ubaidah Al-Jarrah radhiyallahu ‘anhuma berhasil memblokade Al-Quds pada 17 Hijriyah. Kemudian Umar datang ke Palestina untuk bertemu langsung dengan salah satu pembesar Romawi, Sophronius.

Umar menandatangani perjanjian dengan Sofronius, di mana sang khalifah memberi jaminan bahwa penduduk Kristin dan tempat suci di Yerusalem akan dilindungi di bawah pemerintahan kaum Muslimin. Ada yang menarik dari sikap Umar kala itu. Ketika Beliau dipersilakan sholat di Gereja Makam Kudus (salah satu tempat suci umat Kristen), Umar menolak untuk sholat di dalam gereja sehingga kaum Muslim tidak meminta konversi gereja Makam Kudus menjadi masjid.

Sayyidina Umar memilih sholat di luar gereja, tempat di mana Masjid Umar berdiri hingga saat ini, yaitu berlawanan arah dengan pintu masuk Gereja Makam Kudus. Masjid Umar merupakan sebuah bangunan berstruktur kayu dengan bentuk persegi panjang yang dibangun di atas reruntuhan dan dapat menampung 3.000 jamaah.

Umar Bin Khattab dikenal sebagai pahlawan yang membebaskan Yerusalem (Al-Quds) dari cengkraman Kerajaan Romawi. Nama beliau tercatat dalam sejarah Islam.

2. Shalahuddin Al-Ayubi

Shalahuddin Al-Ayubi

Pahlawan kedua yang berperan besar dalam penaklukan Baitul Maqdis ialah Shalahuddin Al-Ayubi. Beliau adalah laki-laki yang berasal dari suku Kurdi, Irak. Shalahuddin meniti puncak kariernya sebagai panglima besar yang merebut kembali tanah suci Baitul Maqdis dari cengkraman pasukan Salib Kristen.

Sehari sebelum penaklukan, Shalahuddin Al-Ayubi bersama 60 ribu lebih pasukannya telah mengepung Yerusalem. Beliau berhasil menaklukkan Yerusalem setelah 88 tahun hidup dalam cengkraman Kristen Eropa yang keji kala itu.

Yerusalem berhasil direbut oleh Shalahuddin pada hari Jumat, 27 Rajab 583 H bertepatan 2 Oktober 1187 M. Al-Quds akhirnya berhasil takluk dari penjajahan Kristen Eropa. Hari itu kebetulan bertepatan dengan peringatan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad.

Peristiwa bersejarah itu dicatat oleh Ibn Syaddad, penulis sejarah zaman itu, berikut ungkapannya: “Merayakan pemilihan waktu yang sangat tepat ini, sungguh suatu kebetulan! Allah mengizinkan kaum Muslim merebut kota itu sebagai perayaan peringatan perjalanan Malam Rasulullah ke langit.”

Semua kaum muslimin kala itu sangat antusias dan bergembira. Mereka berkumpul menyaksikan kemenangan itu. Luapan sukacita dan kegembiraan tak terbendung. Shalahuddin dan pasukan muslim mengeluarkan salib-salib yang terdapat di Masjid Al-Aqsha, membersihkannya dari segala najis dan kotoran, dan mengembalikan kehormatan masjid tersebut.

Dibalik kesuksesan Shalahuddin Al-Ayyubi dalam pembebasan Al-Quds ada sosok hebat yang berpengaruh di belakangnya yaitu Nuruddin Mahmud bin Zanki atau lebih dikenal dengan Nuruddin Zanki, pemimpin sebelum Shalahuddin Al-Ayyubi. Sosok Nuruddin Zanki dikenal sebagai pemimpin lurus dan tegas dalam penegakan keadilan.

Ada yang menarik dari penaklukan Yerusalem dari pasukan Kristen Eropa. Shalahuddin benar-benar menjunjung tinggi spirit Islam yang damai. Beliau tidak melakukan pembantaian terhadap warga Kristen, padahal belai orang yang berkuasa saat itu. Sebaliknya beliau melindungi umat Kristiani dengan keadilan.

Umat Kristiani yang tinggal di Yerusalem kala itu berdecak kagum. Seorang penganut Kristen pernah bertanya kepada Shalahuddin. ”Kenapa Tuan tidak membalaskan dendam terhadap musuh-musuh Anda?” Shalahuddin menjawab: ”Islam bukanlah agama pendendam bahkan sangat mencegah dari perkara di luar kemanusiaan. Islam menyuruh umatnya menepati janji, memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf dan melupakan kekejaman musuh ketika berkuasa walaupun ketika musuh berkuasa.”

Siapa Pahlawan Berikutnya?

Begitulah sejarah panjang penaklukan Yerusalem dan pembebasan Masjid Al-Aqsha dilakukan oleh dua pahlawan hebat yang tercatat dalam tinta emas. Sayyidina Umar dan Shalahuddin Al-Ayubi telah melakukan tugas mulianya.

Kini, Al-Aqsha berada dalam pusaran konflik menyusul agresi Israel kepada terhadap Palestina. Israel terus menduduki wilayah-wilayah Palestina dan ingin menguasai Masjid Al-Aqsha dengan segala caranya dan tipu dayanya.

Perang terbuka antara Palestina dan Israel pun tak terelakkan. Baru-baru ini, Israel kembali membombardir Jalur Gaza Palestina. Sekitar 219 warga Palestina menjadi korban dalam perang yang terjadi 11 hari belakangan, korban di pihak Israel berjumlah 12 orang.

Umat muslim di dunia berduka akibat agresi Israel ini. Doa dan dukungan dari negara-negara muslim terus mengalir untuk warga Palestina. Namun tidak menghentikan sikap Israel yang ingin menguasai tanah-tanah palestina. Warga Palestina terus melawan mempertahankan kehormatan tanah airnya dan juga kehormatan Islam. Mereka menunggu sosok pahlawan yang dapat membebaskan Baitul Maqdis dari pendudukan dan gangguan Israel.

Jika merujuk Risalah Nubuwwah, pada 15 abad lalu Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan bahwa pada akhir zaman umat muslim akan berperang melawan kaum Yahudi yang akan dipimpin Dajjal si Mesiah palsu. Syam menjadi tempat pertempuran besar di akhir zaman.

Rasulullah mengabarkan akan datangnya seorang pemimpin yang namanya seperti nama belia. “Dunia tidak akan binasa (hancur) sampai seorang manusia di antara orang-orang Arab muncul, yang memiliki nama seperti namaku.” (Hadis sahih At-Tirmidzi)

“Umatku akan memperoleh pertolongan yang melimpah yang tidak pernah diperoleh sebelumnya.” (Sunan Ibnu Majah)

Beliau adalah Imam Mahdi. Beliau bukan seorang Nabi yang diutus Allah dengan kitab sucinya. Beliau adalah hamba saleh, umat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang memiliki pertalian keluarga kepadanya.

Al-Mahdi akan muncul di akhir zaman. Beliau akan memenuhi bumi dengan kedamaian dan keadilan sebab bumi telah diliputi oleh tirani dan ketidakadilan. (Sahih at-Tirmidzi dan Sunan Abu Dawud)

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud dan Al- Hakim disebutkan, pusat kepemimpinan kaum Muslimin pada hari peperangan yang paling besar (Al-Malhamah Al-Kubra) adalah di sebuah negeri yang bernama Ghuthah, di negeri itu terdapat sebuah kota bernama Damsyik (Damaskus).

Al-Mahdi akan memimpin kaum Muslimin pada peperangan paling besar dan tempat yang akan menjadi pusat komando beliau adalah di Ghuthah dekat Damsyik (Damaskus). Karena itulah Damaskus akan menjadi tempat tinggal yang terbaik bagi Muslimin pada waktu itu.

Pada saat itu, Imam Mahdi akan berhadapan dengan Dajjal yang telah menyebarkan fitnah dan tipu daya di muka bumi. Maka saat itulah, Isa Al-Masih turun ke bumi untuk membunuh Dajjal (si Mesiah Palsu) dan pengikutnya tepatnya di gerbang Lodd Palestina. Kedatangan Isa Al-Masih untuk mengajak umat manusia agar mengikuti ajaran Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam.

Isa Al-Masih dibantu Imam Mahdi berhasil membunuh Dajjal dan 70.000 pasukan Yahudi. Dalam hadis panjang dari Nawwas bin Sam’an, yang membicarakan turunnya Isa Bin Maryam, Rasulullah bersabda:

“Ketika Allah mengutus Isa Ibnu Maryam, maka turunlah ia di Menara putih di sebelah timur Damaskus mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran. Kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat. Jika ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatanlah landai seperti mutiara. Maka tidak ada seorang kafir pun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lalu Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya di gerbang Lodd, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga.” (HR Muslim)

Demikian risalah Nubuwwah menceritakan peristiwa akhir zaman. Apa yang terjadi hari ini adalah rentetan peristiwa menuju akhir zaman. Semoga Allah menjaga Baitul Maqdis dan menyelamatkan umat Islam.

Wallahu A’lam. (*)