ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Mahar adalah maskawin yang menjadi syarat pernikahan dalam masyarakat Muslim.
Bentuk mahar cukup beragam mulai dari seperangkat alat salat, benda tertentu maupun perhiasan seperti emas.
Adapun mayam merupakan satuan hitungan emas di masyarakat Aceh. Jika ditakar dalam gram, maka satu mayam memiliki seberat 3,33 gram.
Bukan nilai yang sedikit untuk harga per mayam. Satu mayam emas dihargai mulai Rp2 juta hingga Rp2,4 juta di Aceh, tergantung harga pasaran.
Umumnya masyarakat Aceh menyebut mahar dengan sebutan jeulame.
Sedangkan asoe kama merupakan biaya untuk membeli pelbagai kebutuhan di dalam kamar kedua mempelai.
Biasanya dana ini untuk membeli sejumlah perlengkapan seperti kasur, lemari pakaian hingga meja rias.
Emas lazim menjadi mahar di masyarakat Aceh. Mereka sudah lama menggunakan emas sebagai syarat kawin.
Bukan hanya untuk kalangan atas, masyarakat kelas bawah juga menggunakan perhiasan itu untuk meminang kekasih hati.
Penentuan jumlah mahar dan biaya asoe kama tidak diputuskan sepihak. Seluruhnya merupakan hasil diskusi di keluarga melalui pihak ketiga.
Atau bisa juga, jumlah mahar sudah disepakati bersama oleh kedua mempelai.
Walaupun emas di Aceh harga tinggi maka bukan berarti harga jeulame seorang pria yang akan meminang gadis Aceh ikut turun, justru semakin tinggi harga emas lazimnya di Aceh jumla jeulame yang dibawa oleh pengantin pria juga ikut tinggi.
Misalnya hari ini Harga emas murni di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat mengalami kenaikan yang cukup tajam sejak empat hari terakhir ini menjadi Rp. 2.450.000 per mayam.
Salah seorang pemilik toko emas di Simpang Swadaya, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Jumat, (28/2/2020).
Harga emas murni naik sebesar Rp. 200.000 dari sebelumnya Rp. 2.250.000 per mayam. “Emas london naik Rp. 100.000, dari sebelumnya Rp.2.150.000 menjadi Rp. 2.350.000 per mayam, sedangkan emas 24 naik Rp. 2.050.000 per mayam”.
Dengan kondisi itu kata Tarmizi, daya beli masyarakat sejak empat hari terkhir ini menurun dari sebelumnya.
Bahkan ia mengatakan lebih banyak masyarakat yang datang untuk menjual emas dari pada membeli. “Kebanyakan orang datang kesini untuk menjual emas dari pada membeli,” tandasnya. (*)