Gempa dan Tsunami 2004

INFOGRAFIS: Refleksi Gempa dan Tsunami 2004

ACEHSATU.COM — Hari ini, 16 tahun yang lalu, tak mudah dilupakan. Sebuah peristiwa alam maha besar melanda Aceh. Gempa diikuti tsunami tercatat menelan korban tak kurang dari 200 ribu jiwa. Ada yang meninggal, ada juga yang dinyatakan hilang. Mungkin saja di antara mereka adalah keluarga, saudara, kerabat, tetangga hingga orang tua kita. Peristiwa gempa dan … Read more

Gempa dan Tsunami 2004
Infografis @acehsatu.com

ACEHSATU.COMHari ini, 16 tahun yang lalu, tak mudah dilupakan.

Sebuah peristiwa alam maha besar melanda Aceh.

Gempa diikuti tsunami tercatat menelan korban tak kurang dari 200 ribu jiwa.

Ada yang meninggal, ada juga yang dinyatakan hilang.

Mungkin saja di antara mereka adalah keluarga, saudara, kerabat, tetangga hingga orang tua kita.

Peristiwa gempa dan tsunami yang terjadai pada Ahad, 26 Desember lalu, menjadi catatan kelam bagi sebuah sejarah bencana di Aceh.

Gelombang berketinggian 30 meter dengan kecepatan tercatat  hingga 360 Km/jam dengan sporadis meluluhlantakkan ribuan bangunan.

Rumah, sekolah, perkantoran, tempat ibadah, hingga fasilitas umum tak ayal hilang tanpa jejak.

Bahkan, hampir di seluruh wilayah pesisir barat Aceh rata dengan tanah.

CNN mewartakan, gempa yang terjadi merupakan gempa bumi yang terkuat sejak gempa yang terjadi di Price William Sound, Alaska pada 28 Maret 1964. 

Gempa dan tsunami di Aceh masuk dalam 10 bencana terbesar yang pernah tercatat di dunia pada abad ke 21.

Aceh menjadipusat episentrum geografis. Tsunami berjenis far field ini mampu merambat hingga radius 1.000 km.

Mulai dari negara tetanga seperti Thailand, Malaysia hingga sejumlah negara di Afrika.

Hingga kini, Gempa dan Tsunami Aceh menjadi sebuah penanda bagi dunia.

Ada yang tak mudah untuk di prediksi, dan tak mudah untuk di hindari. 

Sungguh betapa rapuhnya manusia di hadapan alam.

Gempa dan Tsunami 2004
Foto Infografis @Acehsatu.com

Persitiwa yang terjadi dalam hitungan menit mampu mengubah kehidupan bagi jutaan penduduk dunia.

Kehilangan orang yang dicintai, tempat tinggal, pekerjaan, hingga sebuah kesadaran.

16 tahun menjadi rentang yang sangat jauh bagi sebuah waktu.

Tapi mungkin bisa saja tidak bagi setiap ingatan mereka yang merasakannya.

Tsunami adalah sebuah memori yang terus berulang-ulang. Rangkaian cerita yang akan selalu ada bagi anak cucu kita. 

Gempa dan tsunami adalah sebuah refleksi, betapa rapuhnya kita di hadapan alam, apalagi di hadapan Allah SWT. Alfatihah bagi mereka yang telah mendahului kita.

Semoga Allah selalu memberikan tempat yang baik di sisi-Nya. Dan semoga, Allah SWT selalu melindungi kita. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.