https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

petugas bersama warga turki sedang melakukan penyelamatan terhadap korban usai gempa bumi terjadi (foto ist)

ACEHSATU.COM | Jakarta – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 yang mengguncang bagian selatan Turki yang menelan ribuan korban jiwa dan bangunan roboh membuat ratusan kepala keluarga hilang tempat tinggal, Saat ini Pemerintah Indonesia itelah mengirimkan bantuan kemanusiaan tahap satu untuk membantu korban terdampak bencana yang dialaminya pada Senin (6/2/2023).

Baca Juga: Gempa Besar M 7 Landa Turki dan Yunani, Peringatan Tsunami Dikeluarkan

Paket bantuan berupa satu kontainer bahan makanan itu akan diserahkan oleh Duta Besar RI untuk Turki Muhammad Iqbal bersama tim KBRI Ankara yang sedang dalam perjalanan menuju Gaziantep, sekitar enam jam perjalanan darat dari Ankara.

Dubes Iqbal dalam konferensi pers virtual di Jakarta menerangkan “Saat ini saya bersama tim KBRI sedang bergerak menuju Gaziantep untuk memberikan bantuan kemanusiaan berupa satu kontainer bahan makanan dari pemerintah Indonesia untuk diserahkan kepada Bulan Sabit Merah Turki (organisasi kemanusiaan Turki),” Selasa, (7/2/2023).

Iqbal menyebut bahan makanan yang dikirim adalah makanan-makanan instan disertai dengan kompor gas portable beserta tabung gas.

Selain makanan, tim KBRI Ankara juga telah menyiapkan sekitar 300 selimut untuk para WNI yang memilih tetap tinggal di rumah penampungan.

“300 selimut ini nanti akan dibagikan langsung ke WNI yang membutuhkan karena tidak semua WNI dievakuasi, ada WNI yang memilih tetap tinggal, tetapi kami akan memberikan bantuan logistik termasuk selimut untuk mereka,” ucap Iqbal.

Sementara itu, sebanyak 104 Warga Negara Indonesia (WNI) akan dievakuasi dari lima wilayah yang terdampak gempa menuju Ankara.

104 WNI itu terdiri atas 40 orang dari Gaziantep, 40 orang dari Kahramanmaras, 14 dari Dyarbakir, 9 dari Hatay, serta 1 WNI dari Adana.

Para WNI tersebut harus dievakuasi karena pada umumnya tempat tinggal maupun asrama mereka telah hancur, sementara penampungan yang disediakan otoritas setempat sudah melebihi kapasitas.

Selain itu, mereka juga tidak dapat tinggal di tenda-tenda karena suhu udara yang dingin berkisar antara 4 hingga -7 derajat Celsius dan disertai badai salju.

Iqbal menyampaikan proses evakuasi WNI yang berada di Gaziantep, Kahramanmaras, dan Hatay ke Ankara kemungkinan bisa dilakukan pada Selasa malam ini.

Sementara itu, proses evakuasi dari Dyarbakir kemungkinan akan berlangsung lebih lama karena tiga jalan menuju kota tersebut tidak dapat digunakan sehingga tim KBRI harus mencari alternatif lain.

“Dari Gaziantep, Kahramanmaras, dan Hatay kemungkinan besar malam ini sudah bisa dilakukan evakuasi ke Ankara. Kami sudah menyiapkan tempat di Wisma Duta, kediaman saya.

Di sana sudah disediakan tempat yang dapat menampung 110 orang untuk bisa bertahan dalam jangka waktu yang cukup panjang,” tutur Dubes Indonesia itu.

Gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang wilayah Turki dan Suriah telah menewaskan setidaknya 3.381 orang dan mengakibatkan 20.426 korban luka-luka, menurut seorang pejabat dari badan bencana Turki.

Hingga 7 Februari 2023, KBRI Ankara mencatat ada 10 WNI mengalami luka-luka akibat gempa tersebut, empat di antaranya sudah dirawat di rumah sakit setempat, sedangkan enam lainnya termasuk tiga orang yang mengalami patah tulang akan dievakuasi ke rumah sakit di Ankara.